Ads

Selasa, 10 Juni 2014

Melamun vs Berimajinasi



Anda suka melamun? Atau sebenarnya anda sedang memikirkan sesuatu tapi sering dikira orang sedang melamun? Melamun dan berimajinasi itu dua hal yang sangat berbeda loh, dari kedua hal tersebut anda termasuk yang mana?



MELAMUN
Wikipedia Indonesia mengatakan bahwa "Melamun" (Inggris: daydreaming) adalah kondisi sesaat terputusnya pikiran seseorang dengan lingkungan sekitarnya, dimana kontak seseorang menjadi kabur dan sebagian digantikan oleh kayalan visual, khususnya tentang hal-hal yang menyenangkan, harapan atau ambisi, dan dialami dalam kondisi terjaga.

IMAJINASI
Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide.

Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian.


Kita seringkali salah persepsi dalam memahami makna imajinasi. Dalam kenyataannya, imajinasi adalah sebuah kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, manusia mengembangkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran.


Jadi, di sini kita boleh berkata bahwa melamun dan berimajinasi itu sama-sama bermain dalam pikiran dan merupakan hal yang tidak terlihat. 

Nah sekarang apa perbedaannya? Mana yang lebih bersifat membangun dan mana yang tidak?


MELAMUN

  • Pikiran kosong
    Pikiran kita sebenarnya sedang mengembara (dari tempat ke tempat yang lain, dari waktu ke waktu yang lain, dan dari satu keadaan ke keadaan yang lain).
  • Hilang kontrol kesadaran
    Semakin banyak masalah, orang akan cenderung untuk melamun. Semakin banyak melamun, semakin kita kehilangan kesadaran kita akan tempat, waktu, dan keadaan kita yang nyata saat itu. Kadang bila kita melamun, kita tidak menjawab bila dipanggil. Hal ini terjadi karena kita telah kehilangan kontrol akan keadaan kita.
  • Tidak sedang memikirkan hal-hal baru
    Melamun bikin malas. Bila orang asyik dengan lamunannya, maka akan membuatnya malas. Pikiran tentang apa pun hanya sebatas dalam pikiran saja. Melamun itu membuat kita jadi malas berproses dan berusaha, terlalu banyak pertimbangan di pikiran sehingga hidup kita akan di situ-situ saja.


BERIMAJINASI

  • Sudah mempunyai suatu gambaran tentang diri kita nantinya di masa depan
    Gambaran diri kita yang benar-benar akan kita raih secara nyata dan terprogram dengan jalan membuat sasaran-sasaran sebagai tolak ukur pencapaiannya.
  • Membuat sebuah visi atau keinginan kita sendiri
    Kita sudah mempersiapkan langkah-langkah yang berkaitan denga pencapaian visi kita, berdasarkan sasaran yang telah dibuat.
  • Meningkatkan mutu konsep diri dan gambaran tentang diri kita
    Jangan biarkan gambaran sukses diri kita mati, jaga selalu citra diri sukses itu agar tetap hidup dan berkembang di dalam rumah pikiran kita.


Contoh mudah imajinasi kreatif:
Anda lagi di pekarangan rumah dan melihat tumpukan kayu bekas bongkaran rumah nih, terus anda membayangkan mau bikin apa dengan kayu-kayu tersebut. Bikin kandang ayam, misalnya. Lalu anda langsung masuk tahap awal untuk mewujudkannya, misalnya bikin desainnya dulu..



Kesimpulannya:

Manusia akan membayangkan hal-hal baru, penemuan-penemuan baru, dan kemudian berusaha mewujudkan dan mendapatkannya. Seandainya manusia tidak memiliki daya imajinasi dalam akalnya, manusia tidak akan pernah berkembang.

Dengan imajinasi kreatif itulah manusia bisa berhasil menciptakan hal-hal baru. Termasuk juga penemuan-penemuan baru dalam bidang IPTEK selalu dimulai dari sebuah imajinasi. Kapal selam, pesawat, radio, televisi, robot dan semua penemuan modern adalah buah dari dunia imajinasi manusia.


Namun seringkali kebanyakan orang lebih suka melamun daripada berimajinasi secara kreatif. Banyak yang merasa bahwa dengan melamun akan bisa membantu meringankan beban dan tekanan jiwanya.
Melamun memang bisa membuat orang merasa senang dan bahagia sebab merasa berada di dunia yang mereka kehendaki. 

Tetapi sebenarnya itu hanya bersifat sementara waktu dan begitu ia tersadar dari lamunannya, maka perasaan yang sesungguhnya akan datang kembali, bahkan lebih menyengsarakan dirinya.



Jadi gimana? masih senang dengan hobi melamunnya, atau bakal upgrade ke level yang lebih pro, yaitu berimajinasi?



sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/532f9da019cb17d00f8b46c6/melamun-vs-berimajinasi-ente-yang-mana-gan
.

Ads

Daftar Isi