Menurut Wikipedia, Schizophrenia atau Skizofrenia ( /ˌskɪtsɵˈfrɛniə/ atau /ˌskɪtsɵˈfriːniə/) adalah kelainan mental yang ditandai oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil, atau cara berbicara dan berpikir yang kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan.
Singkatnya..
Schizophrenia adalah penyakit mental yang mengganggu kemampuan seseorang untuk memahami realitas atau menafsirkan kenyataan secara berbeda.
Orang dengan schizophrenia dapat mendengar suara yang tidak didengar orang lain atau mereka dapat percaya bahwa orang lain membaca pikiran mereka, mengendalikan pikiran mereka atau berencana menyakiti mereka. Pengalaman-pengalaman ini amat mengerikan dan dapat menyebabkan ketakutan, kecanduan atau kemarahan yang ekstrim. Orang dengan schizophrenia dapat berbicara yang tidak masuk akal, dapat duduk selama berjam-jam tanpa bergerak atau banyak bicara, atau dapat terlihat baik-baik saja sampai mereka mengatakan apa yang sebenarnya mereka pikirkan.
Schizophrenia yang dalam bahasa awam berarti sakit jiwa alias gila. Seseorang dikatakan terkena Schizophrenia jika limitasi dan judgement terhadap realitasnya berubah dengan kata lain kesadaran mereka berubah, bukan menurun seperti orang yang gegar otak.
Para pakar telah mengklasifikasikan Schizophrenia menjadi 5 subtipe, berdasarkan gejala yang dialami oleh penderitanya.
1. Schizophrenia Paranoid
Adalah satu jenis schizophrenia di mana penderitanya mengalami delusi dan halusinasi pendengaran.Mereka percaya bahwa ada orang lain yang vbersekongkol melawan mereka, atau orang-orang yang mengirim pesan kepada mereka melalui telvisi, radio, dsb. Mereka merasa sedang dimata-matai oleh orang yang mereka percaya. Mendengar suara-suara yang mengomentari perilaku mereka, berbicara dengan mereka, dan menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu. Jenis schizophrenia ini dianggap paling mudah untuk diobati dibandingkan dengan jenis lainnya.
2. Schizophrenia Tidak Teratur
Mereka berperilaku seperti anak kecil, bicara tidak teratur, dan perilkau serta proses pemikiran yang tidak biasa. Mereka tidak mampu mengatur pikiran mereka dan berpikir dengan logis. Mereka juga cadel dalam berbicara, membuatnya sulit untuk dipahami atas apa yang mereka bicarakan. Memiliki suara yang monotn, ekspresi wajah kosong atau bergerak dan berperilkau tanpa arah. Mereka tidak bisa mengurus diri sendiri, seperti kebersihan diri. Hali ini membuat mereka merasa gelisah dan frustasi.
3. Schizophrenia Katatonik
Penderitanya tidak terkoordinasi, merasa canggung, dan memiliki perangai yang tidak biasa. Memliki gangguan dalam gerakan. Mereka cenderung untuk membuat gerakan berulang-ulang yang tidak biasa, seperti mengepakan tangan atau kaki mereka. Dalam beberapa kasus, penderita tipe ini akan duduk, berdiri, atau tinggal dalam posisi yang aneh selama berjam-jam bahkan berhari-hari. Mereka benar-benar tidak mampu mengurus diri sendiri karena perilaku mereka. Kadang orang tersebut mengulangi satu kata atau kalimat berulang-ulang.
4. Schizophrenia Residual
Penderita gangguan jenis ini menunjukan gejala seperti suara yang monoton, wajah kosong, kurangnya kebhagaiaan, ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan yang direncanakan, kurangnya interaksi dengan orang lain. Orang ini membutuhkan bantuan dalam kegiatan sehari-hari karena mereka tidak bisa mengurus diri sendiri.
5. Schizophrenia Tidak Terdiferensiasi
Schizophrenia ini adalah jenis yang menunjukan gejala yang tidak dapat dikategorikan, Ini berarti ada gejala yang berbeda dan menonjol dalam setiap jenis, tetapi tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari jenis schizophrenia.
Penyebab Schizophrenia
Beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat. Hal ini telah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita schizophrenia.
a. Genetika
Resiko terbesar timbulnya schizophrenia adalah adanya hubungan saudara tingkat pertama dengan penyakit (risikonya 6.5%); lebih dari 40% pada kembar monozigotik dari penderita schizophrenia juga terpengaruh.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan berhubungan dengan timbulnya schizophrenia diantaranya adalah lingkungan tempat tinggal, penggunaan obat dan stres masa kehamilan.
Faktor lain yang memainkan peranan penting termasuk isolasi sosial dan imigrasi yang berhubungan dengan kesulitan sosial, diskriminasi rasial, dssfungsi keluarga, pengangguran, dan kondisi perumahan yang buruk.
c. Penyalahgunaan Obat
Sejumlah obat dihubungkan dengan timbulnya schizophrenia, termasuk kanabis, kokain, dan amfetamin. Meskipun tidak secara umum dipercaya sebagai satu sebab penyakit, penderita skizofrenia menggunakan nikotin dengan rerata yang jauh lebih besar dibandingkan populasi pada umumnya.
d. Faktor Perkembangan
Faktor-faktor seperti hipoksia dan infeksi, atau stres dan malnutrisi pada ibu di masa perkembangan janin, dapat mengakibatkan sedikit peningkatan resiko skizofrenia di kemudian hari.
Schizophrenia adalah kondisi kronis yang membutuhkan penanganan seumur hidup. Meskipun gejalanya sudah mereda, penderitanya memerlukan bantuan obat-obatan dan terapi. Gejala schizophrenia baru akan mereda setelah beberapa minggu pengobatan. Obat-obatan digunakan untuk mengontrol gejala schizophrenia yang muncul. Dokter mungkin akan memberikan jenis atau dosis obat yang berbeda-beda, bergantung pada perkembangan pasien .
Terapi juga sangat dibutuhkan. Beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan misalnya terapi keluarga, terapi individual, pelatihan kemampuan bersosialisasi, dan rehabilitasi kemampuan bekerja. Keluarga dan orang-orang di sekitar penderita schizophrenia juga harus aktif berperan. Mereka perlu mengetahui cara menangani stres, mencari informasi tentang schizophrenia, bergabung dengan support group, dan fokus terhadap keinginan untuk membaik
sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/534616c1138b469c678b4666/?ref=homelanding&med=hot_thread
.
Singkatnya..
Schizophrenia adalah penyakit mental yang mengganggu kemampuan seseorang untuk memahami realitas atau menafsirkan kenyataan secara berbeda.
Orang dengan schizophrenia dapat mendengar suara yang tidak didengar orang lain atau mereka dapat percaya bahwa orang lain membaca pikiran mereka, mengendalikan pikiran mereka atau berencana menyakiti mereka. Pengalaman-pengalaman ini amat mengerikan dan dapat menyebabkan ketakutan, kecanduan atau kemarahan yang ekstrim. Orang dengan schizophrenia dapat berbicara yang tidak masuk akal, dapat duduk selama berjam-jam tanpa bergerak atau banyak bicara, atau dapat terlihat baik-baik saja sampai mereka mengatakan apa yang sebenarnya mereka pikirkan.
Schizophrenia yang dalam bahasa awam berarti sakit jiwa alias gila. Seseorang dikatakan terkena Schizophrenia jika limitasi dan judgement terhadap realitasnya berubah dengan kata lain kesadaran mereka berubah, bukan menurun seperti orang yang gegar otak.
Para pakar telah mengklasifikasikan Schizophrenia menjadi 5 subtipe, berdasarkan gejala yang dialami oleh penderitanya.
1. Schizophrenia Paranoid
Adalah satu jenis schizophrenia di mana penderitanya mengalami delusi dan halusinasi pendengaran.Mereka percaya bahwa ada orang lain yang vbersekongkol melawan mereka, atau orang-orang yang mengirim pesan kepada mereka melalui telvisi, radio, dsb. Mereka merasa sedang dimata-matai oleh orang yang mereka percaya. Mendengar suara-suara yang mengomentari perilaku mereka, berbicara dengan mereka, dan menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu. Jenis schizophrenia ini dianggap paling mudah untuk diobati dibandingkan dengan jenis lainnya.
2. Schizophrenia Tidak Teratur
Mereka berperilaku seperti anak kecil, bicara tidak teratur, dan perilkau serta proses pemikiran yang tidak biasa. Mereka tidak mampu mengatur pikiran mereka dan berpikir dengan logis. Mereka juga cadel dalam berbicara, membuatnya sulit untuk dipahami atas apa yang mereka bicarakan. Memiliki suara yang monotn, ekspresi wajah kosong atau bergerak dan berperilkau tanpa arah. Mereka tidak bisa mengurus diri sendiri, seperti kebersihan diri. Hali ini membuat mereka merasa gelisah dan frustasi.
3. Schizophrenia Katatonik
Penderitanya tidak terkoordinasi, merasa canggung, dan memiliki perangai yang tidak biasa. Memliki gangguan dalam gerakan. Mereka cenderung untuk membuat gerakan berulang-ulang yang tidak biasa, seperti mengepakan tangan atau kaki mereka. Dalam beberapa kasus, penderita tipe ini akan duduk, berdiri, atau tinggal dalam posisi yang aneh selama berjam-jam bahkan berhari-hari. Mereka benar-benar tidak mampu mengurus diri sendiri karena perilaku mereka. Kadang orang tersebut mengulangi satu kata atau kalimat berulang-ulang.
4. Schizophrenia Residual
Penderita gangguan jenis ini menunjukan gejala seperti suara yang monoton, wajah kosong, kurangnya kebhagaiaan, ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan yang direncanakan, kurangnya interaksi dengan orang lain. Orang ini membutuhkan bantuan dalam kegiatan sehari-hari karena mereka tidak bisa mengurus diri sendiri.
5. Schizophrenia Tidak Terdiferensiasi
Schizophrenia ini adalah jenis yang menunjukan gejala yang tidak dapat dikategorikan, Ini berarti ada gejala yang berbeda dan menonjol dalam setiap jenis, tetapi tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari jenis schizophrenia.
Penyebab Schizophrenia
Beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat. Hal ini telah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita schizophrenia.
a. Genetika
Resiko terbesar timbulnya schizophrenia adalah adanya hubungan saudara tingkat pertama dengan penyakit (risikonya 6.5%); lebih dari 40% pada kembar monozigotik dari penderita schizophrenia juga terpengaruh.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan berhubungan dengan timbulnya schizophrenia diantaranya adalah lingkungan tempat tinggal, penggunaan obat dan stres masa kehamilan.
Faktor lain yang memainkan peranan penting termasuk isolasi sosial dan imigrasi yang berhubungan dengan kesulitan sosial, diskriminasi rasial, dssfungsi keluarga, pengangguran, dan kondisi perumahan yang buruk.
c. Penyalahgunaan Obat
Sejumlah obat dihubungkan dengan timbulnya schizophrenia, termasuk kanabis, kokain, dan amfetamin. Meskipun tidak secara umum dipercaya sebagai satu sebab penyakit, penderita skizofrenia menggunakan nikotin dengan rerata yang jauh lebih besar dibandingkan populasi pada umumnya.
d. Faktor Perkembangan
Faktor-faktor seperti hipoksia dan infeksi, atau stres dan malnutrisi pada ibu di masa perkembangan janin, dapat mengakibatkan sedikit peningkatan resiko skizofrenia di kemudian hari.
Schizophrenia adalah kondisi kronis yang membutuhkan penanganan seumur hidup. Meskipun gejalanya sudah mereda, penderitanya memerlukan bantuan obat-obatan dan terapi. Gejala schizophrenia baru akan mereda setelah beberapa minggu pengobatan. Obat-obatan digunakan untuk mengontrol gejala schizophrenia yang muncul. Dokter mungkin akan memberikan jenis atau dosis obat yang berbeda-beda, bergantung pada perkembangan pasien .
Terapi juga sangat dibutuhkan. Beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan misalnya terapi keluarga, terapi individual, pelatihan kemampuan bersosialisasi, dan rehabilitasi kemampuan bekerja. Keluarga dan orang-orang di sekitar penderita schizophrenia juga harus aktif berperan. Mereka perlu mengetahui cara menangani stres, mencari informasi tentang schizophrenia, bergabung dengan support group, dan fokus terhadap keinginan untuk membaik
sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/534616c1138b469c678b4666/?ref=homelanding&med=hot_thread
.