Knowledge is power. Semakin banyak kamu tahu, semakin mudah kamu mengontrol situasi di sekitarmu. Tapi apa kamu benar-benar yakin bahwa pengetahuan umum yang kamu percaya selama ini benar?
Misalnya, benarkah permen karet yang tertelan baru bisa keluar dari sistem pencernaan setelah 7 tahun? Benarkah berenang dengan perut kenyang bisa bikin kram perut? Tahu dari mana kalau bercukur bisa bikin kumis/jenggot tambah tebal?
Di bawah ini adalah mitos-mitos yang selama ini sering kita percaya sebagai kebenaran. Baca dengan seksama, jangan sampai kecele lagi!
Mitos pertama: buah pisang dihasilkan oleh pohon pisang.
Kita mulai pembahasan ini dari buah yang paling sering kita jumpai sehari-hari, pisang. Selama ini kita percaya buah kaya potasium ini tumbuh dari sebuah pohon bernama pohon pisang. Namun nyatanya, tumbuhan yang menghasilkan buah pisang itu bukanlah pohon melainkan masuk dalam golongan herbaceous atau tumbuhan berbatang basah, bukan pohon. Batang yang terlihat seperti pohon ini gak mengandung lapisan kayu. Jadi, mungkin mulai sekarang lebih benar jika kita menyebutnya sebagai batang pisang daripada pohon pisang.
Mitos kedua: kalau sampai tertelan, permen karet baru bisa dicerna setelah 7 tahun
Peringatan “permen karetnya jangan sampai ketelan, nanti nyangkut di usus” menjadikan pengalaman mengunyah permen karet waktu kecil jadi menyenangkan sekaligus bikin deg-degan. Ada saja yang bisa bikin permen karet itu tertelan, entah itu karena cegukan, atau karena takut kepergok oleh guru.
Memang benar, permen karet gak bisa dicerna oleh usus. Tapi bukan berarti gumpalannya bertahan di usus kamu juga selama tujuh tahun. Walau butuh waktu beberapa minggu, makanan lain yang masuk ke ususmu akan mendorong permen karet itu keluar juga pada akhirnya. Jadi, tenang aja ya!
Mitos ketiga: Jangan pakai baju merah di dekat banteng, nanti si hewan ngamuk
Kesalahpahaman ini mungkin timbul karena matador Spanyol selalu beraksi dengan kain berwarna merah. Padahal, banteng itu sebenarnya buta warna. Binatang ini pun punya kemampuan penglihatan yang sebenarnya buruk.
Lalu kenapa para matador bisa memancing banteng bisa jadi beringas? Keberingasan binatang ini sebenarnya disebabkan oleh kibasan kain dan gestur matador yang “mengundang”. Dan sebagai binatang dengan insting dan fisik yang kuat, banteng pasti melawan dong, bukannya kabur.
Mitos keempat: Jangan berenang dengan perut kenyang kalau gak mau keram dan tenggelam
Menurut mitos ini, proses pencernaan akan meningkatkan aliran darah ke daerah perut hingga bisa menyebabkan keram dan tenggelam. Tapi seharusnya kamu tenang saja, karena otot perut bukanlah otot yang kita gunakan buat berenang. Menurut seorang dokter dari New York University, berenang dengan perut kenyang gak meningkatkan resiko keram sama sekali. Kalaupun iya, peluangnya kecil sekali. Justru yang berbahaya itu adalah berenang setelah menenggak minuman beralkohol. Kamu lemas dan mabuk, sampai susah mengkoordinasi otot!
Mitos kelima: makanan yang mengandung MSG itu bikin migrain
Mitos ini sebenarnya belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Mungkin, mitos ini muncul karena adanya orang-orang yang lebih sensitif terhadap MSG saja. Sebuah penelitian malah menunjukkan kalau konsumsi MSG dalam kadar wajar (0,015-0,07 gram/kilogram berat badan) tidak akan membawa pengaruh pusing, vertigo, dan migrain seperti kata mitos.
6. Manusia memiliki 5 indera
Sejak SD kita diajarkan bahwa manusia memiliki lima indera, atau yang sering diistilahkan dengan “pancaindera”. Penglihatan, pendengaran, pengecap, penciuman, dan peraba memang kemampuan hebat yang bisa dilakukan manusia. Namun, pemberian Tuhan terhadap kita sebenarnya lebih dari sekadar panca indera.
Pernahkah kamu berpikir mengapa kita bisa menyeimbangkan tubuh saat berjalan atau bersepeda? Itu karena peran indera keseimbangan. Apakah kamu tahu bahwa kulitmu tidak hanya bisa meraba? Kulit juga punya kepekaan terhadap suhu panas dan dingin, rasa sakit, rasa gatal, dan tekanan. Ada juga indera tubuh yang bisa membuat kita merasa lapar dan haus. Otot-otot pun juga ternyata memiliki indera, agar bisa mengerti otot apa saja yang harus digunakan untuk berjalan dalam kegelapan. “Pancaindera”? Pikir lagi, deh.
Mitos ketujuh: bercukur bikin janggut dan kumis jadi makin lebat
Takut rambutnya tumbuh lebat mungkin adalah alasan mengapa anak SMP dan SMA jadi ogah bercukur. Padahal, kumisnya udah mulai tumbuh dan bikin dia jadi terlihat 5 tahun lebih tua. Mitos ini juga berlaku bagi rambut-rambut lain yang tumbuh di sekujur tubuh manusia. “Jangan cukur bulu ketiak, nanti tambah lebat!” Padahal ternyata, rambut-rambut tersebut hanya kelihatan lebih lebat karena bentuk ujung rambut hasil potongan pisau cukur. Hasil potongan dari pisau cukur memang bersifat kasar, sehingga kesan yang timbul adalah bulu yang lebat.
Mitos kedelapan: Albert Einstein pernah bodoh di Matematika
Dia sebenarnya jago matematika
Dusta banget, mungkin mitos ini diciptakan sebagai alasan buat membesarkan hati para murid yang nggak bisa Matematika. Walaupun bukan murid yang paling cemerlang di kelasnya, Einstein bukanlah murid yang bodoh dalam berhitung. Malah dia pernah bercita-cita ingin menjadi ahli matematika sebelum beralih jadi fisikawan, karena menurutnya fisika lebih berpengaruh dalam mengungkap kebenaran.
Cerita yang benar ialah Einstein memang gagal saat ujian masuk sebuah sekolah. Dia pun dua tahun lebih muda dari usia teman-teman satu angkatannya. Namun, dia tetap jago di pelajaran matematika. Kalau mitos ini terus dipercaya, bisa-bisa semua murid jadi malas belajar berhitung!
Mitos kesembilan: Napoleon Bonaparte bertubuh kuntet
Dia gak sependek itu.
Kisah soal ‘kecebolan’ Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte sepertinya selalu jadi bahan olokan. Padahal, tinggi Napoleon adalah 170 cm — di atas 168 cm, tinggi rata-rata pria Perancis pada masa dia hidup.
Julukan Le Petit Caporal (“Si Jenderal Kecil”) mungkin muncul karena Napoleon memilih pengawal-pengawal bertubuh besar dengan tinggi sekitar 180-an cm untuk melindunginya. Mitos ini semakin berkembang dengan propaganda dari Inggris, yang ingin ‘mengkerdilkan‘ kegeniusan Napoleon dalam menyusun strategi perang dengan kebohongan tentang tinggi tubuh sang kaisar.
Mitos kesepuluh: penemu bohlam lampu adalah Edison
Joseph Swan, penemu bohlam pertama
Setelah ditelusuri, Edison bukanlah satu-satunya penemu yang berusaha menemukan bohlam lampu. Pada saat yang bersamaan, seorang kimiawan asal Ingrris bernama Joseph Swan juga berusaha menciptakan bohlam, dan berhasil mendemonstrasikannya pertama kali di kota Newcastle. Berbekal kesuksesan ini, Swan adalah orang yang paling cepat mematenkan temuannya.
Namun, bohlam lampu Swan belum sempurna. Di sinilah Edison berperan untuk menciptakan produk yang lebih baik dan lebih tahan lama. Produknya pun praktis dan bisa dipakai oleh massa.
Untuk menghindari sengketa hak paten dengan Swan, Edison menawarkan ilmuwan Inggris itu kerjasama untuk mendirikan pabrik Ediswan. Pabrik inilah yang kemudian menjadi cikal bakal perusahaan multinasional General Electric (GE).
Mitos kesebelas: petir gak pernah menyambar dua kali di tempat yang sama
Siapa yang bilang begini? Film Hollywood? Gak ada alasan yang bisa melarang petir untuk menyambar tempat yang sama. Coba lihat gedung-gedung tinggi dan menara yang selalu memiliki ‘penangkal petir’ yang justru disambar berkali-kali setiap tahun. Gedung Empire State di New York rata-rata disambar hingga 25 kali dalam setahun. Bahkan pada satu badai, gedung ini pernah disambar hingga 8 kali dalam waktu 24 menit, atau disambar rata-rata 3 kali semenit.
Mitos keduabelas: Tembok Besar Cina bisa dilihat dari luar angkasa
Ngapain juga lihat bangunan seindah ini dari jauh?
Mitos besar yang melibatkan kredibilitas kedirgantaraan luar angkasa adalah klaim bahwa Tembok Besar Cina adalah satu-satunya objek buatan manusia yang bisa dilihat dari luar angkasa. Pada akhirnya, mitos ini dimentahkan sendiri oleh Yang Liwei, seorang astronot asal Negeri Bambu itu. Liwei berkata dengan jujur bahwa dia gak bisa melihat bangunan bersejarah itu dari luar angkasa. Dilihat dari orbit rendah aja gak kelihatan, apalagi dari bulan?
Mitos ketigabelas: Kita harus minum 8 gelas air putih per hari
Jumlahnya tergantung kebutuhan masing-masing
Ini adalah anjuran yang sangat bagus. Namun, angka 8 gelas ini sendiri tidak ada dasarnya. Menurut ahli ginjal bernama Dr. Goldfrab, minum 8 gelas air putih perhari bukan keharusan setiap manusia, karena jumlah yang harus kita minum harus menyesuaikan dengan berat badan, lingkungan, temperatur, pakaian dan sebagainya.
Mitos keempat belas: warna biru laut adalah hasil pantulan dari biru langit
Air punya warnanya sendiri
Salah. Air ternyata memiliki warna intrisiknya sendiri. Memang, warna biru yang tercipta di sebagian besar permukaan laut adalah hasil dari penyerapan serta pemecahan cahaya yang masuk ke dalam lautan. Layaknya prisma, cahaya yang masuk ke laut diserap lalu dipecah oleh air. Namun, warna intrinsik air menyebabkan hasil pemecahan cahaya ini selalu terlihat biru.
Mitos kelimabelas: otak kanan dan otak kiri manusia memiliki kemampuan yang beda
Masa cuma sebelah otak yang bekerja?
Sebenarnya, otak tidak memiliki pembagian fungsi yang kaku. Beberapa kegiatan yang kita lakukan atau hal-hal yang kita rasakan memang lebih mengaktifkan beberapa bagian dibandingkan bagian otak yang lain. Tapi, bukan berarti otak kanan kita nggak berguna saat belajar matematika. Demikian pula, saat kita bermain musik, bukan berarti otak kiri kita tidak aktif sama sekali. Otak kanan sebenarnya bisa mempelajari fungsi dari otak kiri, begitu juga sebaliknya.
Punya pengetahuan emang bagus. Ini akan membuatmu ‘terlihat’ selangkah lebih maju dari orang lain. Tapi mulai sekarang, melangkahlah lebih jauh dengan memastikan bahwa pengetahuanmu memang asli, dan bukan mitos atau doktrin !
Di bawah ini adalah mitos-mitos yang selama ini sering kita percaya sebagai kebenaran. Baca dengan seksama, jangan sampai kecele lagi!
Mitos pertama: buah pisang dihasilkan oleh pohon pisang.
Kita mulai pembahasan ini dari buah yang paling sering kita jumpai sehari-hari, pisang. Selama ini kita percaya buah kaya potasium ini tumbuh dari sebuah pohon bernama pohon pisang. Namun nyatanya, tumbuhan yang menghasilkan buah pisang itu bukanlah pohon melainkan masuk dalam golongan herbaceous atau tumbuhan berbatang basah, bukan pohon. Batang yang terlihat seperti pohon ini gak mengandung lapisan kayu. Jadi, mungkin mulai sekarang lebih benar jika kita menyebutnya sebagai batang pisang daripada pohon pisang.
Mitos kedua: kalau sampai tertelan, permen karet baru bisa dicerna setelah 7 tahun
Peringatan “permen karetnya jangan sampai ketelan, nanti nyangkut di usus” menjadikan pengalaman mengunyah permen karet waktu kecil jadi menyenangkan sekaligus bikin deg-degan. Ada saja yang bisa bikin permen karet itu tertelan, entah itu karena cegukan, atau karena takut kepergok oleh guru.
Memang benar, permen karet gak bisa dicerna oleh usus. Tapi bukan berarti gumpalannya bertahan di usus kamu juga selama tujuh tahun. Walau butuh waktu beberapa minggu, makanan lain yang masuk ke ususmu akan mendorong permen karet itu keluar juga pada akhirnya. Jadi, tenang aja ya!
Mitos ketiga: Jangan pakai baju merah di dekat banteng, nanti si hewan ngamuk
Kesalahpahaman ini mungkin timbul karena matador Spanyol selalu beraksi dengan kain berwarna merah. Padahal, banteng itu sebenarnya buta warna. Binatang ini pun punya kemampuan penglihatan yang sebenarnya buruk.
Lalu kenapa para matador bisa memancing banteng bisa jadi beringas? Keberingasan binatang ini sebenarnya disebabkan oleh kibasan kain dan gestur matador yang “mengundang”. Dan sebagai binatang dengan insting dan fisik yang kuat, banteng pasti melawan dong, bukannya kabur.
Mitos keempat: Jangan berenang dengan perut kenyang kalau gak mau keram dan tenggelam
Menurut mitos ini, proses pencernaan akan meningkatkan aliran darah ke daerah perut hingga bisa menyebabkan keram dan tenggelam. Tapi seharusnya kamu tenang saja, karena otot perut bukanlah otot yang kita gunakan buat berenang. Menurut seorang dokter dari New York University, berenang dengan perut kenyang gak meningkatkan resiko keram sama sekali. Kalaupun iya, peluangnya kecil sekali. Justru yang berbahaya itu adalah berenang setelah menenggak minuman beralkohol. Kamu lemas dan mabuk, sampai susah mengkoordinasi otot!
Mitos kelima: makanan yang mengandung MSG itu bikin migrain
Mitos ini sebenarnya belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Mungkin, mitos ini muncul karena adanya orang-orang yang lebih sensitif terhadap MSG saja. Sebuah penelitian malah menunjukkan kalau konsumsi MSG dalam kadar wajar (0,015-0,07 gram/kilogram berat badan) tidak akan membawa pengaruh pusing, vertigo, dan migrain seperti kata mitos.
6. Manusia memiliki 5 indera
Sejak SD kita diajarkan bahwa manusia memiliki lima indera, atau yang sering diistilahkan dengan “pancaindera”. Penglihatan, pendengaran, pengecap, penciuman, dan peraba memang kemampuan hebat yang bisa dilakukan manusia. Namun, pemberian Tuhan terhadap kita sebenarnya lebih dari sekadar panca indera.
Pernahkah kamu berpikir mengapa kita bisa menyeimbangkan tubuh saat berjalan atau bersepeda? Itu karena peran indera keseimbangan. Apakah kamu tahu bahwa kulitmu tidak hanya bisa meraba? Kulit juga punya kepekaan terhadap suhu panas dan dingin, rasa sakit, rasa gatal, dan tekanan. Ada juga indera tubuh yang bisa membuat kita merasa lapar dan haus. Otot-otot pun juga ternyata memiliki indera, agar bisa mengerti otot apa saja yang harus digunakan untuk berjalan dalam kegelapan. “Pancaindera”? Pikir lagi, deh.
Mitos ketujuh: bercukur bikin janggut dan kumis jadi makin lebat
Takut rambutnya tumbuh lebat mungkin adalah alasan mengapa anak SMP dan SMA jadi ogah bercukur. Padahal, kumisnya udah mulai tumbuh dan bikin dia jadi terlihat 5 tahun lebih tua. Mitos ini juga berlaku bagi rambut-rambut lain yang tumbuh di sekujur tubuh manusia. “Jangan cukur bulu ketiak, nanti tambah lebat!” Padahal ternyata, rambut-rambut tersebut hanya kelihatan lebih lebat karena bentuk ujung rambut hasil potongan pisau cukur. Hasil potongan dari pisau cukur memang bersifat kasar, sehingga kesan yang timbul adalah bulu yang lebat.
Mitos kedelapan: Albert Einstein pernah bodoh di Matematika
Dia sebenarnya jago matematika
Dusta banget, mungkin mitos ini diciptakan sebagai alasan buat membesarkan hati para murid yang nggak bisa Matematika. Walaupun bukan murid yang paling cemerlang di kelasnya, Einstein bukanlah murid yang bodoh dalam berhitung. Malah dia pernah bercita-cita ingin menjadi ahli matematika sebelum beralih jadi fisikawan, karena menurutnya fisika lebih berpengaruh dalam mengungkap kebenaran.
Cerita yang benar ialah Einstein memang gagal saat ujian masuk sebuah sekolah. Dia pun dua tahun lebih muda dari usia teman-teman satu angkatannya. Namun, dia tetap jago di pelajaran matematika. Kalau mitos ini terus dipercaya, bisa-bisa semua murid jadi malas belajar berhitung!
Mitos kesembilan: Napoleon Bonaparte bertubuh kuntet
Dia gak sependek itu.
Kisah soal ‘kecebolan’ Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte sepertinya selalu jadi bahan olokan. Padahal, tinggi Napoleon adalah 170 cm — di atas 168 cm, tinggi rata-rata pria Perancis pada masa dia hidup.
Julukan Le Petit Caporal (“Si Jenderal Kecil”) mungkin muncul karena Napoleon memilih pengawal-pengawal bertubuh besar dengan tinggi sekitar 180-an cm untuk melindunginya. Mitos ini semakin berkembang dengan propaganda dari Inggris, yang ingin ‘mengkerdilkan‘ kegeniusan Napoleon dalam menyusun strategi perang dengan kebohongan tentang tinggi tubuh sang kaisar.
Mitos kesepuluh: penemu bohlam lampu adalah Edison
Joseph Swan, penemu bohlam pertama
Setelah ditelusuri, Edison bukanlah satu-satunya penemu yang berusaha menemukan bohlam lampu. Pada saat yang bersamaan, seorang kimiawan asal Ingrris bernama Joseph Swan juga berusaha menciptakan bohlam, dan berhasil mendemonstrasikannya pertama kali di kota Newcastle. Berbekal kesuksesan ini, Swan adalah orang yang paling cepat mematenkan temuannya.
Namun, bohlam lampu Swan belum sempurna. Di sinilah Edison berperan untuk menciptakan produk yang lebih baik dan lebih tahan lama. Produknya pun praktis dan bisa dipakai oleh massa.
Untuk menghindari sengketa hak paten dengan Swan, Edison menawarkan ilmuwan Inggris itu kerjasama untuk mendirikan pabrik Ediswan. Pabrik inilah yang kemudian menjadi cikal bakal perusahaan multinasional General Electric (GE).
Mitos kesebelas: petir gak pernah menyambar dua kali di tempat yang sama
Siapa yang bilang begini? Film Hollywood? Gak ada alasan yang bisa melarang petir untuk menyambar tempat yang sama. Coba lihat gedung-gedung tinggi dan menara yang selalu memiliki ‘penangkal petir’ yang justru disambar berkali-kali setiap tahun. Gedung Empire State di New York rata-rata disambar hingga 25 kali dalam setahun. Bahkan pada satu badai, gedung ini pernah disambar hingga 8 kali dalam waktu 24 menit, atau disambar rata-rata 3 kali semenit.
Mitos keduabelas: Tembok Besar Cina bisa dilihat dari luar angkasa
Ngapain juga lihat bangunan seindah ini dari jauh?
Mitos besar yang melibatkan kredibilitas kedirgantaraan luar angkasa adalah klaim bahwa Tembok Besar Cina adalah satu-satunya objek buatan manusia yang bisa dilihat dari luar angkasa. Pada akhirnya, mitos ini dimentahkan sendiri oleh Yang Liwei, seorang astronot asal Negeri Bambu itu. Liwei berkata dengan jujur bahwa dia gak bisa melihat bangunan bersejarah itu dari luar angkasa. Dilihat dari orbit rendah aja gak kelihatan, apalagi dari bulan?
Mitos ketigabelas: Kita harus minum 8 gelas air putih per hari
Jumlahnya tergantung kebutuhan masing-masing
Ini adalah anjuran yang sangat bagus. Namun, angka 8 gelas ini sendiri tidak ada dasarnya. Menurut ahli ginjal bernama Dr. Goldfrab, minum 8 gelas air putih perhari bukan keharusan setiap manusia, karena jumlah yang harus kita minum harus menyesuaikan dengan berat badan, lingkungan, temperatur, pakaian dan sebagainya.
Mitos keempat belas: warna biru laut adalah hasil pantulan dari biru langit
Air punya warnanya sendiri
Salah. Air ternyata memiliki warna intrisiknya sendiri. Memang, warna biru yang tercipta di sebagian besar permukaan laut adalah hasil dari penyerapan serta pemecahan cahaya yang masuk ke dalam lautan. Layaknya prisma, cahaya yang masuk ke laut diserap lalu dipecah oleh air. Namun, warna intrinsik air menyebabkan hasil pemecahan cahaya ini selalu terlihat biru.
Mitos kelimabelas: otak kanan dan otak kiri manusia memiliki kemampuan yang beda
Masa cuma sebelah otak yang bekerja?
Sebenarnya, otak tidak memiliki pembagian fungsi yang kaku. Beberapa kegiatan yang kita lakukan atau hal-hal yang kita rasakan memang lebih mengaktifkan beberapa bagian dibandingkan bagian otak yang lain. Tapi, bukan berarti otak kanan kita nggak berguna saat belajar matematika. Demikian pula, saat kita bermain musik, bukan berarti otak kiri kita tidak aktif sama sekali. Otak kanan sebenarnya bisa mempelajari fungsi dari otak kiri, begitu juga sebaliknya.
Punya pengetahuan emang bagus. Ini akan membuatmu ‘terlihat’ selangkah lebih maju dari orang lain. Tapi mulai sekarang, melangkahlah lebih jauh dengan memastikan bahwa pengetahuanmu memang asli, dan bukan mitos atau doktrin !
sumber: http://www.hipwee.com/inspirasi/membongkar-15-mitos-yang-sudah-terlalu-lama-kamu-percaya-sebagai-fakta/
.