Sebuah studi statistik menunjukkan dari begitu banyaknya orang yang menggunakan Internet, sekitar 73% pengguna Internet memiliki akun sosial media. Hal ini berlaku lebih khusus lagi bagi para remaja dengan 90 persennya memiliki akun jejaring sosial mereka tersendiri. Tapi apa yang akan terjadi pada akun sosmed tersebut jika pada kasus terburuk seperti seseorang meninggal?
Akun Sosial Media Yang Tidak Bertuan
Sejak melesatnya kepopularan sosial media, hampir semua orang yang menggunakan Internet pasti pernah melihat atau memiliki akun tersebut. Dimulai dari jejaring sosial paling ternama Facebook, Twitter, Google Plus + Youtube, LinkedIn, Pinterest, hingga Path, semua itu adalah contoh-contoh sederhana sosial media. Tapi tahukah Anda bahwa setiap menitnya ada sekitar 100 orang di dunia yang meninggal.
Dari 100 orang itu statistik mengatakan bahwa 3 orang dengan akun Facebook meninggal setiap menitnya, membuat akun jejaring mereka menjadi akun tidak bertuan. Lalu bagaimanakah nasib akun tidak bertuan itu?
Bagaimana Sosial Media Populer Menangani Hal Ini?
Setiap sosial media memiliki kebijakan mereka tersendiri mengenai hal ini namun tentu saja akun yang memiliki data personal kita tidaklah boleh sembarangan ditutup begitu saja. Beginilah mereka menangani akun yang mungkin sudah tidak ada tuannya itu.
Menyadari statistik mengerikan di atas, Facebook telah memikirkan tindakan lanjut dengan menyediakan sebuah halaman memorial yang dapat digunakan orang-orang untuk berduka cita, berbagi foto dan seterusnya. Namun karena halaman yang sudah di-memorial tidak bisa lagi dibalikkan maka untuk menciptakakan halaman itu dibutuhkan data resmi seperti bukti kematian contohnya. Selama laporan kematian tidak disampaikan maka akun Facebook si pengguna akan bertahan selamanya.
Selain halaman memorial, anggota keluarga juga bisa meminta akun jejaring terkait untuk ditutup atau dihapus dengan kebijakan serupa yakni bukti resmi kematian. Setelah sebuah akun ditutup atau dihapus, Facebook memperbolehkan calon pengguna baru untuk menggunakan username dari akun terkait.
Terlepas dari hal ini, ada aplikasi bernama If I Die, memperbolehkan seorang pengguna meninggalkan warisan berupa video dan sejenisnya yang baru akan dipublikasikan setelah seseorang meninggal.
Berbeda dengan Facebook tidak ada halaman memorial untuk Twitter, pilihannya hanyalah menonaktifkan akun orang yang telah meninggal tersebut. Namun berhati-hatilah karena jika tidak ada aktivitas di akun Anda selama 6 bulan, maka Twitter dapat menonaktifkan akun Anda secara otomatis.
Apabila anggota keluarga menginginkan penutupan yang lebih cepat maka sebelum akun tersebut dinonaktifkan, dibutuhkan juga data resmi bukti kematian seperti sertifikat kematian contohnya. Setelah akun dinonaktifkan, username yang telah digunakan tidak lagi bisa digunakan oleh orang lain.
Namun apabila orang yang telah meninggal memang ingin terus menciptakan keberadaan mereka di Internet, maka mereka dapat mengunakan aplikasi bernama LivesOn yang akan melakukan tweet otomatis dengan membaca pola tweet orang terkait selama orang itu hidup.
Google - Google+, Gmail, dan YouTube
Berbeda dengan jejaring sosial lainnya, selain dari Google+ sebagai sosial media mereka, Google juga mengintegrasikan akun tersebut ke gmail (email), google drive (cloud storage), dan web mereka lainnya seperti Youtube.
Oleh karena itu mereka telah menyediakan alternatif bagi pengguna akun mereka untuk mengatur sendiri bagaimana akun mereka ingin ditangani. Pengaturan tersebut dikenal sebagai Inactive Account Manager.
Rentang waktu yang diperbolehkan Google apabila Anda sama sekali tidak pernah mengakses akun Anda adalah 9 bulan, sebelum akhirnya Google sendirilah yang akan menonaktifkan akun Anda. Username dari Akun yang telah dihapus atau dinonaktifkan tidak akan dapat digunakan orang lain. Di sisi lain, apabila seseorang meninggal maka pihak keluarga boleh menonaktifkan secara langsung akun orang terkait dengan melampirkan bukti kematian resmi.
Tidak ada batas waktu ketidakaktifan di LinkedIn, akun Anda akan bertahan selamanya hingga saatnya keluarga atau kerabat Anda melaporkan kematian Anda secara resmi ke LinkedIn.
Untuk melakukan laporan tersebut juga tidaklah sedikit yang dibutuhkan, beberapa data kebutuhan itu adalah seperti nama Anda, hubungan si pelapor dengan Anda, perusahaan tempat Anda bekerja, link ke profile Anda, dan email yang digunakan Anda untuk mendaftarkan diri di LinkedIn.
sumber: http://www.tahupedia.com/content/show/482/Inilah-Yang-Akan-Terjadi-Ke-Akun-Sosial-Media-Anda-Setelah-Anda-Meninggal
.