Ads

Senin, 02 Maret 2015

Inilah Dewasa yang Sebenarnya



Menjadi dewasa itu memang tidak mudah, banyak hal yang akan dihadapi, dirasakan, dan diselesaikan. Jika dulu saat kecil kita sangat tidak sabar menunggu menjadi dewasa, karena dalam bayangan dulu orang dewasa begitu bebas melakukan apa saja tanpa dihalang-halangi. 


Dewasa bukan lagi soal umur, tetapi soal cara berfikir dan memutuskan perkara dalam memecahkan masalah.



1. Saatnya Berhenti Berlindung di Ketiak Orangtua dan Selesaikan Masalahmu Sendiri

Udah berapa umurmu? Jika ada masalah masih aja bawa nama orangtua, gak malu sama musuhmu?

Yang kayak gini nih yang aneh, mentang-mentang pangkat orangtuanya pejabat, polisi, TNI, pengusaha, hakim, jaksa, pengacara, artis dan lainnya. Terus bawa nama mereka deh… padahal mereka tidak tahu apa-apa.

Buat apa berlindung di bawah ketiak orangtua, hal itu hanya menunjukan bahwa kamu anak kecil yang masih minum melalui dot susu. Berani berbuat salah tandanya kamu harus berani menyelesaikan sendiri. Nah belajarlah dewasa dari kesalahanmu karena orangtuamu sudah gak bisa lagi menjagamu 24 jam.




2. Kendalikan Dirimu Karena Kamu Bukan Anak SMA yang Masih Labil

Belajarlah mengontrol emosi, tenangkan pikiran dan hatimu ketika api mulai tersulut. Bicaralah dalam hati “tenangkan pikiranmu, tarik nafas lalu hembuskan. Jangan panik atau emosi”.

Sepertinya masalah yang satu ini memang sulit dan butuh proses untuk mengendalikannya. Bahkan yang sudah dewasa dan banyak pengalaman pun masih kesulitan. Gak ada salahnya belajar sedikit demi sedikit. Kuncinya jangan ikutin nafsumu yang membara, kamu harus bisa mengendalikan. Pikir baik-baik sebelum bertindak.




3. Talk Less Do More


Rencana-rencana mulu, kapan jalannya?
Bukan berarti rencana itu tidak penting, maksudnya daripada banyak ngomong mendingan segera wujudkan rencanamu, ya tentunya dengan usaha. Yuk belajar untuk sedikit berbicara, mendingan segera bergerak dan lakukan sesuatu. Kamu boleh mengumbar rencanamu jika benar-benar sudah terwujud. Biar gak dibilang “Ngomong doang…!!”.

Kamu ingin jadi ini dan itu, saatnya mencari cara untuk mewujudkannya. Bukan mencari perhatian dari teman-temanmu agar mereka mengetahui rencanamu yang gak tahu kapan akan terwujud?. Temanmu akan terkejut lagi jika tiba-tiba kamu sudah mencapai hal itu..




4. Sudah Pantas Memikul Tanggungjawab, Terlepas dari Kamu Mau Memikulnya Atau Tidak

Semuanya kembali pada diri sendiri ya… tanggungjawab itu hakmu kok. Memikul tanggungjawab memang lumayan susah.

Namanya juga manusia terkadang lelah menjalani tanggungjawab yang tak kunjung habisnya. Pastinya sempat terpikir, bagaimana kalau beban ini dilepas dan bebas dari tanggungjawab apapun? Ada yang melepaskan setengah dari tanggungjawabnya begitu saja, ada pula yang berusaha menyelesaikan.

Kalian masih ingat dengan masa sekolah dulu? Di mana persoalan nilai masih menjadi tanggungjawab guru, dikala nilai jelek. Gurumu yang sibuk dan bersusah payah mengurus nilaimu, entah dicariin untuk ikut perbaikan hingga disuruh kembali mengerjakan tugas biar bisa mendongkrak nilai. Tapi hal ini tidak berlaku selama kamu kuliah.

Nilaimu ya tanggung jawabmu. Dosen bukan lagi seorang guru yang akan selalu menyuapimu. Dapat nilai C itu urusanmu, mau mengulang atau tidak juga terserah. Seperti itulah gambarannya.




5. Dewasa Bukan Lagi Anak-Anak, So Move On dari Tingkah Kekanak-Kanakan Itu Penting

Kekanak-kanakan itu seperti, seenaknya sendiri, meremehkan nasihat orang lain, hanya memikirkan perasaan sendiri, merengek setiap sesuatu hal yang tidak sesuai harapannya, selalu mengandalkan orangtua, dan bicara seenaknya sendiri.

Sudah saatnya hal itu harus dirubah, waktu dewasa kita disarankan untuk banyak mendengar nasihat dari orang yang lebih berpengalaman. Ngambek saat masalah datang itu bukan solusi yang tepat. Berbeda saat kecil, ketika ngambek orang terdekatmu akan menenangkanmu dengan penuh perhatian.

Gak kebayang deh kalau udah sedewasa ini, tapi kalau ngambek masih ingin digituin





6. Berpikirlah Panjang Untuk Masa Depanmu


Masa depan datang saatnya mulai memikirkan tentang impian, pekerjaan, rumah tangga, dan saatnya merawat orangtua. Jika sampai sekarang kamu masih berbuat untuk hari ini saja, saatnya belajar untuk berfikir kedepan.

Kesenangan bukan harus soal main, tetapi juga kepuasan untuk mencapai masa depanmu.
Tidak ada yang ingin masa depannya buruk bahkan susah. Semua orang pasti ingin masa depannya bahagia dan lancar. Apa artinya jika tidak mempersiapkannya dari sekarang? Masa depan bukan soal yang gampang layaknya membalikan tangan begitu saja. Banyak hal yang harus dilalui, pahit dan manis.





7. Berhenti Mengeluh Akan Hal Buruk yang Terjadi Hari Ini, Esok Hari Cobalah Dengan Cara Baru


Mengeluh hanya akan menunjukan bahwa dirimu lemah. Jadi masih mau mengeluh?
Jangan seperti anak-anak yang setiap hari selalu mengeluh sama orangtua. Semakin banyak mengeluh, semakin menurunkan semangat berjuangmu. Apalah artinya mengeluh jika kamu masih diposisi yang sama? Lebih baik pikirkan cara lain jika cara yang satu masih gagal.





8. Semasa Remaja Dulu Aksi Kenakalanmu Hanya Boleh Menjadi Kenangan, Sekarang Tebuslah Dosa Tersebut Dengan Hal Baru yang Bermanfaat.


Tentunya kenakalan dulu memang bisa menjadi pelajaran dan pengalaman tersendiri. Gak heran jika peraturan di sekolah sangat ketat, hal itu juga dikarenakan murid-muridnya yang masih labil dan suka melanggar sana-sini. Merasa sok jagoan dan pemenang sudah gak belaku diusiamu yang semakin dewasa ini.

Jika dulu banyak kesalahan yang diperbuat, saatnya untuk memperbaiki diri. Buat apa sifat kenakalanmu masih dipertahankan hingga sekarang? Toh itu hanya akan menambah rumit perjalanan hidupmu yang singkat ini.





9. Masa Dewasa Adalah Masa yang Panjang, dan Petualangan Hidup yang Sesungguhnya Akan Kamu Alami


Ada saja masalah datang menghampiri, yang sejatinya mengajarkan kita untuk terus berkembang menjadi dewasa

Biasanya berbagai masalah benar-benar akan kamu rasakan saat menginjak usia 20-an. Mulai dari masa studi berlanjut ke pekerjaan hingga membangun rumah tangga. Petualangan yang kamu dapatkan bukan yang sedih dan rumit melulu kok. Ada sensasi yang lebih seru, yaitu kepuasan, kebanggaan, kebahagian dan kenyamanan.





10. Mengerti Mana yang Benar dan yang Salah, Terlepas dari Kodratnya Manusia Punya Nafsu dan Pertimbangan


Kita sudah bisa berpikir sebelum bertindak, mana yang salah dan mana yang benar. Meskipun terkadang kita terlalu mengikuti nafsu. Karena pengalaman dan ilmu yang didapat semakin bertambah, so kita akhirnya bisa meminimalisir kesalahan sebaik mungkin.

Ada pertimbangan yang harus dipikirkan, entah itu akan berdampak atau tidak. Asalkan jangan terlalu banyak pertimbangan saja. Justru kamu yang susah untuk menyelesaikan dan mencapainya.





11. Kamu Bebas Menentukan Pilihan yang Sepaket Dengan Konsekuensi Disetiap Pilihan


Namanya juga pilihan pasti ada resiko yang harus ditempuh dan hasil yang bisa dinikmati. Karena sudah dianggap dewasa maka orangtuamu pun akan mempersilahkan segala keputusanmu yang sudah melalui proses pertimbangan.

Terkadang juga kita belum mengetahui konsekuensi atas pilihan yang terjadi. Segala konsekuensi tersebut akan terlihat seiring berjalannya waktu

Contohnya saja, hari ini adalah hari pernikahan sahabat terbaikmu, kebetulan juga hari yg sama kamu ada acara pelatihan/seminar penting untuk menunjang karirmu. Mana yang kamu pilih? Merayakan hari pernikahan sahabatmu dengan konsekuensi gak bisa mendapatkan ilmu untuk menunjang karirmu, begitu sebaliknya.




12. Segala Problema Kehidupan Akan Datang dan Bersiaplah Bertempur Melawannya

Masalah itu harus diselesaikan, bukan hanya diratapi. Dunia ini dimiliki banyak orang, bukan cuma kamu saja. Jadi masalah yang datang bukan hanya dari dirimu saja, melainkan juga dari orang lain. Diselesaikan atau tidak, semuanya ada hasilnya kok.

Kuatkan dirimu, dengan segala kemampuan batin dan lahirmu. Tak jarang banyak orang dewasa yang frustasi atau depresi karena permasalah hidup yang membelitnya. Dunia ini sejatinya sangat berbahaya jika kamu tidak mempersiapkan bentengmu dengan baik, dan bersiaplah terus berurusan dengan masalah yang itu saja.





13. Melihat Perkara dari Segala Sisi Dengan Seimbang

Inilah gunanya banyak mendengarkan dan melihat apa yang terjadi dengan lingkungan. Dengan itu telinga dan matamu akan lebih banyak mendengar dan melihat secara luas

Terkadang bisikan dari seseorang yang dekat bisa saja mentulikan dan membutakan semuanya. Pada akirnya bisa saja kamu menghakimi orang yang benar dan membela yang salah. Berusahalah bersikap netral seolah-olah kamu adalah pengamat yang jeli. Boleh saja mendapat informasi dari sisi satunya, tapi gali juga informasi dari sisi keduanya.






Pada akhirnya kita sangat menikmati menjadi dewasa dan dewasa. Bagaimana pengalaman kalian menjadi dewasa? Apakah sudah memulainya atau masih bertahan dengan begitu saja? 

"Menjadi Tua Adalah Takdir Tapi Menjadi Dewasa adalah Pilihan".





sumber: 
  • http://pizna.com/2015/02/dewasa-itu.html
  • http://www.kaskus.co.id/thread/54ec965e98e31be6348b4569/?ref=homelanding&med=hot_thread
.

Ads

Daftar Isi