Apakah gelar sarjana selalu menjamin bahwa kamu bisa dapat pekerjaan layak? Topik ini memang selalu mengundang perdebatan. Satu kubu percaya bahwa gelar sarjana akan menjamin kesuksesan di dunia kerja, sementara kubu lain percaya kalau kuliah tipis kaitannya dengan pekerjaan yang akan kita dapat nantinya.
Faktanya, ijazah S-1 memang bisa membuka banyak pintu. Tapi tak semua pintu membutuhkan ijazah S-1. Inilah kabar baik buat kamu yang – karena berbagai alasan – tidak punya gelar sarjana. Nyatanya banyak sekali jalan menuju kesuksesan bagimu yang tak mengenyam bangku kuliah.
Jangan salah, pekerjaan-pekerjaan yang tak butuh ijazah S-1 ini bukan profesi sembarangan. Mereka bisa benar-benar menghasilkan uang dan menuntutmu untuk punya kecerdasan. Dengan atau tanpa gelar sarjana, kamu harus tetap bekerja keras. Banyak jalan sukses untuk mereka yang bukan sarjana, namun tak ada tempat bagi mereka yang bisanya cuma malas-malasan saja!
1. Menjadi desainer sebenarnya tak butuh gelar sarjana. Punya penghargaan tinggi pada estetika adalah awalan yang sempurna.
Pada awalnya adalah ketertarikan pada keindahan
Kuliah desain itu mahal. Selain itu, kamu juga akan dituntut punya penguasaan mendalam di berbagai bidang. Tak cukup belajar menggambar atau merancang saja, kamu pun harus mendalami berbagai teori ilmu komunikasi hingga filsafat seni. Bahkan beberapa kampus mewajibkan mahasiswanya untuk lulus mata kuliah Pancasila atau Kewarganegaraan. Semua ini karena pendidikan ala universitas berorientasi untuk menghasilkan kaum intelektual (scholar), bukan kaum pekerja (worker). Bisa ditebak, tak semua orang cocok dengan model pendidikan ini.
Jadi bersyukurlah karena menjadi desainer, baik desainer grafis, interior, hingga fashion tidak membutuhkan gelar sarjana. Yang lebih kamu butuhkan adalah klien. Nah, supaya bisa mendapatkan klien, kamu tentu perlu mengembangkan namamu sebagai desainer. Karena itu, kamu tetap perlu belajar ilmu perancangan serta beberapa software komputer agar bisa menghasilkan portofolio yang baik.
Ketertarikan dan kecintaan terhadap keindahan adalah awal yang sempurna untuk menjadi seorang perancang. Lalu, perdalamlah ilmumu dengan membaca buku atau rajin membeli majalah-majalah desain. Setiap ada pameran acara desain di kotamu, luangkan waktu untuk mendatanginya; jangan lupa berkenalan dengan penyelenggara dan pengisi pameran agar kamu punya kenalan sesama perancang. Tak perlu belajar semua software yang ada: lebih baik pilih beberapa dan kuasai software-software itu sebaik-baiknya supaya kamu punya kelebihan dibandingkan perancang yang lain. Mau itu Auto Cad, Adobe Photoshop, CorelDraw, Autodesk 3D Studio Mask, kamu bisa belajar lewat tutorial Youtube atau lembaga-lembaga kursus.
Itu baru kiat mempelajari ilmunya. Kamu juga harus mempelajari segi bisnis dari profesi ini. Bagaimanapun, usaha seorang perancang tak akan bertahan tanpa basis klien yang mapan. Untuk mempelajari segi bisnis dari dunia desain kamu bisa melamar magang di berbagai perusahaan. Kamu pun bisa mulai mempraktikkan ilmumu itu dengan menawarkan keahlianmu ke teman-teman dan keluarga. Tak perlu mematok harga mahal; ingat, fokusmu adalah membangun reputasi dan memiliki nama.
Memang banyak yang harus kamu lakukan untuk sukses menjadi desainer. Namun tetap saja, menjadi sarjana bukanlah salah satunya.
2. Menjadi penulis juga tak perlu gelar Sarjana Sastra. Yang lebih penting adalah hobi membaca dan kemampuan bercerita.
Sejak internet merajalela, menjadi penulis tak pernah semudah sekarang. Kini kamu tak lagi harus mengirimkan karyamu ke media-media cetak (dan menggantungkan nasibmu pada selera redaktur) untuk bisa dikenal publik. Dengan mudah kamu bisa menuliskan ceritamu di blog pribadi sendiri, lalu membagikan tulisanmu melalui media sosial.
Tapi ingat, kamu juga harus memiliki strategi agar publik bisa menerima tulisanmu. Bayangkanlah: berapa ribu blog sih yang ada di Indonesia? Dan di antara ratusan ribu blog itu, ada berapa yang terkenal? Yak, tepat sekali, dunia kepenulisan itu bukannya tanpa persaingan.
Banyak yang bilang bahwa untuk memenangkan persaingan di dunia kepenulisan, yang paling kamu butuhkan adalah bakat. Namun kalau mau lebih teliti lagi, yang paling penting sebenarnya ada dua: hobi membaca dan kecakapan dalam bercerita. Hobi membaca akan mengembangkan pengetahuanmu dan membentuk gaya tulisanmu. Joan Didion yang kerap didaulat sebagai salah satu penulis terbaik Amerika, misalnya, mulai melatih kemampuannya dengan membaca cerpen-cerpen Hemingway dan menuliskannya ulang dengan tangan. Sementara kecakapan dalam bercerita bisa kamu kembangkan dengan melatih kemampuan analogi, metafora, dan logika. Nah, karena hobi membaca dan keahlian bercerita ini mutlak pentingnya, sudahkah kamu memiliki keduanya? klik disini untuk tips-nya
3. Mau tahu siapa yang lebih sukses daripada musisi? Produser musik!
Belum tentu seterkenal musisi,
Semua orang yang punya bakat di seni musik pasti pernah bermimpi untuk menjadi musisi profesional. Terkenal, jadi sampul majalah, dipuja-puja penggemar, dan mendapat bayaran yang tinggi dari penampilan manggung, jadi musisi yang sukses memang impian. Tapi kamu tahu siapa yang punya kesuksesan lebih besar daripada musisi? Produsernya.
Berbeda dengan para artis yang kerap berkarya berdasarkan genre, produser musik harus memiliki telinga yang bagus untuk segala macam aliran musik. Walaupun kamu punya selera tertentu, kalau mau jadi produser kamu harus tahu selera pasar. Bahkan kalau bisa, kamu yang menciptakan selera pasar!
Produser mungkin gak akan setenar para musisi yang dibesutnya, namun dengan makin banyaknya cara orang menikmati musik (download, streaming, konser dll.) menjadi produser musik adalah pekerjaan yang cocok bagi pecinta musik tanpa gelar sarjana. Yang perlu kamu kembangkan adalah pengetahuan di bidang teknik audio, komposisi, dan tentunya musik, baik lewat pelatihan praktis di lembaga kursus atau bahkan berlatih secara otodidak. Pastikan juga kamu memiliki relasi di industri musik — toh pada nyatanya banyak produser musik yang dulunya adalah musisi.
4. Kamu juga tak harus pernah kuliah Fotografi untuk jadi fotografer. Andai harus, orang yang sukses menjadi fotografer tak akan sebanyak sekarang.
Ucapkan selamat tinggal pada jurusan Fotografi jika kamu punya bakat dan ketertarikan alami dalam mengambil gambar. Lagipula, bukankah lebih banyak objek fotografi di luar sana dari pada di dalam kelas-kelas kuliah?
Sekarang, saatnya mengubah hobimu mengambil gambar ini menjadi sumber pemasukan. Tak perlu melamar ke studio atau agensi, kamu bisa menjadi fotografer lepas. Kebanyakan fotografer lepas mendapatkan pekerjaan setelah rajin memamerkan portofolionya pada komunitas maupun teman sesama fotografer.
Tanpa harus bergabung pada satu studio atau agensi, kamu bisa mendirikan studio sendiri atau membuat brand sendiri yang menawarkan jasa fotografi yang selalu dibutuhkan masyarakat seperti pre-wedding, pernikahan, event musik sambil tetap berkarya pada passion-mu yang lain, entah itu landscape, fashion, atau jurnalistik. Dengan teknologi olah gambar digital yang terus berkembang kamu bisa membuat foto dengan warna dan persfektif menarik, sehingga pelanggan setiamu akan rela merekomendasikan jasamu pada orang lain.
5. Jadi master di bidang SEO akan membuka jalanmu berkarir di dunia IT.
Internet kini sudah dijejali oleh jutaan situs web. Jadi bagaimana situs web yang satu bisa bersaing dengan yang lainnya untuk meraup pembaca? Salah satu strategi yang biasa dipakai adalah SEO, alias search engine optimization.
Tugas seorang ahli SEO adalah membuat situsnya tampil di barisan paling awal hasil pencarian saat seorang pengguna internet memasukkan kata kunci-kata kunci tertentu di Google, Bing, atau mesin pencari lain. Untuk meraih hasil maksimal, seorang ahli SEO harus meriset kata kunci, melakukan analisis, dan membuat berbagai tautan. Punya skill SEO akan memudahkan kamu untuk masuk ke dalam dunia IT. Sebagai pemula, kamu harus pelajari dasar-dasar SEO dulu. Jika sudah menguasainya, karir kamu di dunia IT pun akan langgeng, sepanjang orang-orang masih bergantung pada mesin pencari untuk menemukan dating tips hingga resep bubur buat sarapan.
6. Pekerjaan lain yang berprospek cerah di dunia IT adalah web developer. Kamu tak harus kuliah di jurusan Teknik Informatika dulu, kok.
Coding for living
Menurut Forbes, pekerjaan sebagai pengembang web, pengembang software/game, dan programmer akan menghasilkan gaji yang terus meningkat bagi pelakunya setiap tahun seiring meningkatnya kebutuhan manusia akan internet. Kebutuhan industri untuk pekerjaan-pekerjaan ini diperkirakan akan terus berkembang hingga 2022. Jadi apa yang diperlukan untuk meraih karir di bidang yang akan bertahan lama dan cerah ini? Kemauan belajar coding alias menulis kode.
Nyatanya, kamu gak memerlukan ijazah dari jurusan teknik informatika untuk menulis kode, yang kamu butuhkan ialah kejelian dan kegigihan belajar coding secara online. Ya, online berarti gratis, gak perlu bayar — kecuali bayar tagihan internet. Klik disini untuk tips-nya
7. Bila kamu memiliki keahlian bercerita tapi tak berenjana menulis kata, jadilah video blogger saja
PewDiePie
Video blogger atau vlogger adalah artis YouTube. Artis yang bukan sembarang artis — bukan seperti Sinta dan Jojo yang melesat seperti meteor kemudian menghilang. Vlogger adalah para pengguna YouTube yang menggunakan video sebagai media untuk nge-blog. Mungkin mereka gak begitu hobi bercerita dengan kata-kata. Mungkin juga mereka lebih tertarik memvisualisasikan ceritanya. Akhirnya, mereka lebih memilih berbagi tips, pengalaman, curhat, dan tutorial di depan kamera.
Menariknya mereka bisa kaya raya dari iklan yang masuk ke kanal YouTube-nya. Dan kamu bisa meniru cara kesuksesan mereka dengan membagikan konten kreatif, informatif, lucu dan seru di YouTube. Bangun sendiri audiensmu seperti PewDiePie yang digemari para gamer, Michelle Phan yang punya audiens pecinta make-up, dan EvanTubeHD yang digandrungi pecinta mainan. Tertarik? Karena tak ada jurusan kuliah untuk menjadi vlogger, kamu bisa mempelajari rahasia sukses mereka di sini.
8. S-1 atau nggak, kamu juga bisa jadi gamer profesional. Masih belum ada ‘kan jurusan kuliah Gaming di universitas manapun?
Ian Wyatt for Red Bull. Jadi bintang iklan coy
Gak ada yang mengharuskan kamu untuk kuliah di jurusan Gaming untuk bisa menjadi gamer profesional. PewDiePie, misalnya. Gara-gara hobinya nge-game, tahun lalu dia bisa meraih 4 juta dolar dari iklan dan berbagai endorsement yang dilakoninya. Selain jadi vlogger game, kamu bisa jadi gamer profesional yang berkompetisi di turnamen, baik secara individu maupun kelompok. Gak membutuhkan gelar sarjana, hanya membutuhkan dedikasi berjam-jam di depan layar
9. Pada akhirnya, semua orang bisa menghasilkan kesuksesan finansial dengan berwirausaha
Jadi pengusaha
Pekerjaan ini gak butuh kuliah, apalagi ijazah. Selama kamu punya ide, berani mematangkannya menjadi konsep, telaten menjadikannya sebagai produk dan ulet dalam memasarkannya, kamu bisa menjadi seorang pengusaha. Kesuksesan dan uang akan datang bila kamu gigih dan tak cepat gulung tikar.
Sudah banyak kok mereka yang akhirnya sukses menekuni bidang usaha meski tak sarjana. Ada Bob Sadino, ada juga Bu Susi Pudjiastuti yang sekarang jadi menteri. Kamu bisa lihat sendiri, bukan? Tak ada alasan lagi bagimu untuk menyerah, mengutuk nasib, atau menganggap masa depanmu tak bakal cerah cuma karena kamu tak punya titel sarjana. Tak ada lagi alasan bermalas-malasan hanya karena kamu tak menempuh S-1.
Nasibmu ada di tangan sendiri, bukan di tangan perguruan tinggi dan sekolahan.
Tanpa merendahkan mereka yang sudah lelah-lelah mengambil kuliah dan meraih gelar sarjana, kamu yang tidak kuliah pun punya peluang untuk menjadi sukses. Tunggu apalagi? Mulai rintis kesuksesanmu dari sekarang!
sumber: http://www.hipwee.com/sukses/mata-pencaharian-yang-gak-peduli-kamu-punya-gelar-sarjana-atau-nggak/
.