Pernahkah kamu bertanya, apa yang membuatmu bisa menjalani kehidupan yang lebih baik? Apakah kamu lebih memilih hidup bahagia, ataukah hidup yang penuh makna? Lalu sebenarnya apa beda keduanya? Kalau memang keduanya bisa membuat hidup kita lebih baik, lantas untuk apa kita pusing membedakannya?
Yuk cari tahu apa beda antara hidup bahagia dengan hidup penuh makna di artikel ini! Mungkin bisa cukup membantumu untuk menentukan kehidupan dan kebahagiaan seperti apa yang ingin kamu cari nanti.
Hidup Bahagia Vs Hidup Yang Bermakna
Baru-baru ini, beberapa peneliti telah mencoba menggali perbedaan antara hidup bahagia dan hidup yang bermakna. Di antara dua pilihan itu, manakah yang bisa membantu manusia menjadi lebih baik?
Jika seorang aktivis HAM dipenjara berpuluh-puluh tahun karena perjuangannya, apakah dia bahagia? Sebaliknya, apabila ada seseorang yang setiap malam lebur dalam serunya pesta dari satu tempat ke tempat lain, apakah hidupnya bermakna?
Apa sih bedanya hidup bahagia dan hidup bermakna?
Menurut Roy Baumeister, profesor Psikologi dari Florida State University Amerika, terdapat beberapa perbedaan antara hidup bahagia dan hidup bermakna. Braumeister dan tim penelitinya melakukan survey terhadap 397 orang dewasa, untuk mencari hubungan antara tingkat kebahagiaan, makna dan tujuan, serta beberapa aspek dari hidup mereka, seperti perilaku, suasana hati, hubungan romantis, kesehatan, pekerjaan, dan kreativitas.
Para peneliti mengidentifikasi 5 perbedaan besar antara hidup bahagia dan hidup bermakna:
Menurut Roy Baumeister, profesor Psikologi dari Florida State University Amerika, terdapat beberapa perbedaan antara hidup bahagia dan hidup bermakna. Braumeister dan tim penelitinya melakukan survey terhadap 397 orang dewasa, untuk mencari hubungan antara tingkat kebahagiaan, makna dan tujuan, serta beberapa aspek dari hidup mereka, seperti perilaku, suasana hati, hubungan romantis, kesehatan, pekerjaan, dan kreativitas.
Para peneliti mengidentifikasi 5 perbedaan besar antara hidup bahagia dan hidup bermakna:
- Orang yang bahagia akan berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka, tetapi itu tidak terkait dengan usaha meraih hidup yang bermakna. Kesehatan, kekayaan, dan kemudahan dalam hidup adalah hal-hal yang berhubungan dengan kebahagiaan, tetapi tidak dengan hidup bermakna.
- Hidup bahagia melibatkan hal-hal yang terfokus pada masa sekarang, sedangkan hidup bermakna melibatkan hal pada masa lalu, masa kini, masa depan, dan segala keterkaitan di antara ketiganya.
- Hidup bermakna dapat diraih dengan memberi sesuatu kepada orang lain, dan hidup bahagia datang karena seseorang memberikan kita sesuatu.
- Hidup bermakna melibatkan perasaan tertekan dan tantangan. Tingkat ketakutan, stres dan kecemasan terkait dengan seberapa bermakna-nya hidup.
- Ekspresi diri merupakan hal penting dalam hidup bermakna, tetapi tidak dalam hidup bahagia Melakukan sesuatu untuk mengekspresikan diri dan menjaga sepenuhnya identitas diri serta budaya terkait pada hidup bermakna, tetapi tidak pada hidup bahagia. Contohnya, berusaha menjadi seseorang yang bijaksana atau kreatif akan membantu meraih hidup yang bermakna, bukan bahagia.
Lalu, Apa Sebenarnya Kebahagiaan Itu?
Penelitian lain yang dilakukan Braumeister menunjukkan bahwa hubungan keluarga (parenting) lebih berkaitan kepada hidup bermakna daripada bahagia. Asumsi ini didukung oleh peneliti lain, yaitu Robin Simon dari Universitas Wake Forest, yang meneliti tingkat kebahagiaan di antara 1400 orang dewasa dan menemukan hasil bahwa orang tua yang memiliki anak pada umumnya memiliki emosi positif yang rendah dan emosi negatif yang tinggi.
Tetapi Sonja Lyumbormirsky, seorang peneliti kebahagiaan dari Universitas California, baru-baru ini juga melakukan sebuah penelitian dengan cara yang lebih global, dengan cara menilai kebahagiaan orang tua secara keseluruhan dan kepuasan hidup mereka dengan melibatkan kegiatan harian mereka.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang tua pada umumnya lebih merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup mereka dibandingkan orang yang tidak memiliki anak.
Lyubomirsky mengatakan, ”Menjadi orang tua membawamu pada hal-hal yang baik, seperti: memberikan makna dalam hidup, adanya tujuan yang harus dicapai, dan ini akan membuatmu merasa semakin terhubung di dalamnya. Arti kebahagiaan yang sebenarnya tak bisa lepas dari makna.”
Lyubomirsky menganggap bahwa para peneliti yang mencoba untuk memisahkan pemaknaan dan kebahagiaan adalah sesuatu yang salah, karena “Makna” dan “Bahagia” adalah dua hal yang saling terjalin dan tak terpisahkan. “Ketika kamu merasa bahagia, dan kamu melupakan “makna” sebagai bagian dari “kebahagiaan”, itu bukanlah sebuah kebahagiaan yang sebenarnya”, imbuhnya.
Jadi, Apa Yang Bisa Membuat Kita Bahagia?
Braumeister percaya bahwa tujuan membedakan “makna” dan “kebahagiaan” adalah mendorong banyak orang untuk mencari tahu tujuan hidupnya.
“Memiliki kehidupan yang bermakna dapat membuat seseorang menjadi orang yang bahagia, dan menjadi orang yang bahagia juga berkontribusi untuk menemukan kehidupan yang lebih bermakna,” ungkapnya.
“Tapi, ada satu hal yang perlu diperhatikan. Jika seseorang berniat hanya mencari kesenangan sementara, orang itu kemungkinan besar berada di jalan yang salah. Selama berabad-abad, kearifan tradisional telah menyarankan bahwa mencari kesenangan untuk kepentingan sendiri tidak akan membuatmu benar-benar bahagia dalam jangka yang panjang,” imbuhnya.
Pada kenyataannya, mencari kebahagiaan tanpa memedulikan makna hanya akan membuat kita stres, jengkel dan tidak tenang. Sebaliknya, ketika kita bercita-cita memiliki kehidupan yang lebih baik, hal-hal yang bermakna – seperti menjalin hubungan, sikap altruis, dan ekspresi diri – akan sulit dipertahankan tanpa perasaan bahagia.
Menurut Braumeister, untuk bisa menemukan sebuah kesenangan dan kebahagiaan dalam jangka waktu yang panjang, cobalah bekerja pada hal yang memiliki tujuan dalam jangka panjang. Lakukan hal-hal yang baik dalam masyarakat demi alasan moral dan sebuah pencapaian. Ciptakan makna dalam konteks yang lebih luas — jangan melulu terpaku pada “makna hidup” menurut orang tua atau budaya. Inilah cara menemukan tujuan dari apa yang sudah kita lakukan.
Semakin tumbuh dewasa seseorang, orientasinya terhadap kebahagiaan juga akan bergeser. Satu yang pasti, kebahagiaan nggak hanya sekedar rasa senang, tetapi juga melibatkan usaha untuk pencarian makna.
Nah, gimana guys? Setelah baca artikel ini, kebahagiaan seperti apa yang sekarang ingin kamu cari?
sumber: http://www.hipwee.com/inspirasi/mana-yang-kamu-pilih-hidup-bahagia-atau-hidup-bermakna/
gambar cover: deviant art
sumber: http://www.hipwee.com/inspirasi/mana-yang-kamu-pilih-hidup-bahagia-atau-hidup-bermakna/
gambar cover: deviant art
.