Di era modern sekarang ini, ada banyak pilihan format album yang tersedia. Mulai dari yang berbentuk fisik, kayak cd, kaset, piringan hitam, sampai ke format digital model flashdisk, atau download berbayar, semua ada. Masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya, tentunya.
Ada banyak cara menikmati musik. Mediumnya sendiri terus berubah seiring berjalannya waktu. Semua punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada apa ajah? Simak nihh ulasannya..
Piringan Hitam mulai diperkenalkan sekitar tahun '50-an. Format ini dipakai oleh band-band dalam merilis lagu mereka. Selama kurang lebih dua puluh tahun format ini merajai pasar. Popularitasnya sempat tergeser oleh kaset di era '70-an. Bentuknya yang relatif besar membuat piringan hitam ini kalah praktis untuk dibawa-bawa. Meski begitu, piringan hitam yang biasa disebut plat atau vinyl ini punya fans loyal yang cinta mati sama format ini. Alasan utama mereka jelas: kualitas audio yang super.
"Karena keseluruhan rasanya lebih enak ketimbang digital download". ujar Harlan eks C'mon Lennon. Hal ini juga diaminni sama Daniel, vocalis band metal Deadsquad, yang notabene merupakan kolektor piringan hitam. "Gue kecanduan beli vinyl karena emang kualitas suaranya nggak ada duanya," sahutnya.
Vinyl ini bisa dibilang kembali ngetrend beberapa tahun belakangan ini. Dan band-band lokal kita pun nggak ketinggalan buat merilis album mereka dalam format ini. Sebut saja White Shoes and The Couples Company, Deadsquad, Superman Is Dead, Kelelawar Malam, C'mon Lennon, dan lain sebagainya.
"Karena keseluruhan rasanya lebih enak ketimbang digital download". ujar Harlan eks C'mon Lennon. Hal ini juga diaminni sama Daniel, vocalis band metal Deadsquad, yang notabene merupakan kolektor piringan hitam. "Gue kecanduan beli vinyl karena emang kualitas suaranya nggak ada duanya," sahutnya.
Vinyl ini bisa dibilang kembali ngetrend beberapa tahun belakangan ini. Dan band-band lokal kita pun nggak ketinggalan buat merilis album mereka dalam format ini. Sebut saja White Shoes and The Couples Company, Deadsquad, Superman Is Dead, Kelelawar Malam, C'mon Lennon, dan lain sebagainya.
Kelebihan:
Kualitas Suara lebih jernih dan lebih bagus dari format lainnya.
Kualitas Suara lebih jernih dan lebih bagus dari format lainnya.
Kekurangan:
Beli player-nya relatif mahal, begitu juga harga vinyl-nya. Ini karena di Indonesia udah nggak ada tempat menduplikasi vinyl, sehingga semuanya masih harus impor dari luar.
Beli player-nya relatif mahal, begitu juga harga vinyl-nya. Ini karena di Indonesia udah nggak ada tempat menduplikasi vinyl, sehingga semuanya masih harus impor dari luar.
Cassete berasal dari bahasa Perancis yang artinya kotak kecil. Kaset sempat populer di tahun '70-an sampai '90-an. Bentuknya yang kompak bikin format ini cepat merebut hati para pecinta musik saat itu.
Meski belakangan keberadaannya digerus sama cd, beberapa band lokal ada yang coba merilis album mereka dalam format ini. Entah itu atas nama nostalgia, apa demi kepentingan kolektibilitas. Teanage Death Star merilis The Early Years '88-'91 Backyard Tapes, ada juga 3 Way Split Album Kelab Baca Trio dari Angkasa/Serigala Jahanam/Garna Ra, lalu album Suar Marabahaya dari Auman yang kolaborasi bareng Maternal Disaster, mini album Infinite Fracture dari SSSLOTHHH, semua dirilis dalam format kaset.
Kelebihan:
Kaset bentuknya lebih simpel dan bisa dibawa kemana-mana, kualitas suaranya pun masih terbilang bagus.
Kaset bentuknya lebih simpel dan bisa dibawa kemana-mana, kualitas suaranya pun masih terbilang bagus.
Kekurangan:
Pita Magnetiknya gampang kusut, tape deck atau pemutar kaset sekarang udah mulai jarang.
Pita Magnetiknya gampang kusut, tape deck atau pemutar kaset sekarang udah mulai jarang.
CD (Compact Disk) atau Cakram Padat Ini bisa jadi merupakan format fisik paling populer saat ini. Kemunculannya di awal '80-an sukses menggeser popularitas piringan hitam dan kaset. Format ini belakangan dapat serangan dari bentuk digital yang banyak beredar secara ilegal via internet. Kondisi ini membuat band-band atau label belakangan mengemas album format cd ini secara eksklusif guna menaikan tingkat kolektibilitasnya.
Seringai, misalnya. Mereka memilih album Taring dalam format deluxe dan reguler. Hal serupa juga dilakukan sama The SIGIT, Pandai Besi, dan Burgerkill, yang mengemas cd-nya dengan maksimal.
"Boxset yang kami keluarkan itu adalah salah satu bentuk eksklusivitas supaya jadi collectible item buat orang yang bener-bener pengen dan ngoleksi karya kita. Meskipun cukup mahal tapi sangat worth it karena ada banyak hal yang sangat limited," ujar Agung, gitaris Burgerkill.
Kelebihan:
Bentuknya simpel kualitas suaranya jernih, perawatannya mudah, lagu-lagu yang ada di CD bisa dipindahkan ke komputer dengan cara di rip ke dalam format digital.
Bentuknya simpel kualitas suaranya jernih, perawatannya mudah, lagu-lagu yang ada di CD bisa dipindahkan ke komputer dengan cara di rip ke dalam format digital.
Kekurangan:
CD bisa rusak jika sisinya tergores ekstrim oleh benda tajam.
CD bisa rusak jika sisinya tergores ekstrim oleh benda tajam.
MP3 (MPEG, Audio Layer 3) jadi format paling populer dalam musik digital saat ini. Ukuran filenya yang kecil sifatnya yang portable bikin format ini bisa menyebar cepat bak virus. Kualitasnya pun beragam mulai dari bit rate 32 sampai 320 kbps.
Sekarang ini nggak sedikit band lokal yang ngerilis album digital dan dijual secara online entah itu lewat Amazon, Google Play Store, ataupun iTunes. SORE adalah salah satu band yang mulai gencar menjual rilisan terbaru mereka lewat iTunes. "Gue pribadi lebih menekankan buat jualan digital. Lebih praktis" jelas Bemby dari SORE.
Kelebihan:
Praktis bisa dimasukan ke MP3 payer, Handphone, dll.
Praktis bisa dimasukan ke MP3 payer, Handphone, dll.
Kekurangan:
Kualitas audio relatif pas-pasan, data gampang hilang.
Kualitas audio relatif pas-pasan, data gampang hilang.
sumber:
Majalah PROVOKE ! Edisi #80
Diketik Ulang oleh nra.rockill
Diketik Ulang + Gambar oleh abdulrazakr80
.