Selamat Ulang Tahun Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Ke-69
Sekali Di Udara, Tetap Di Udara
Radio Republik Indonesia masih ngebanggain buat rakyat Indonesia. Dari yang tua sampe yang muda, saat-saat tertentu ternyata warga masyarakat masih setia ngedengerin siaran dari stasiun radio pemerintah ini.
Yang pasti, ketika banyak bermunculan stasiun radio swasta yang beken dan kontennya dikemas lebih modern, tetep aja saya dan jua kebanyakan warga masih sering mendengarkan dan menyimak siaran RRI.
Apa sih yang menarik dari RRI ? Ada yang berpendapat kalo RRI cuman radio plat merah yang menjemukan dan siaran musiknya masih minim, jauh sama sekali dengan radio swasta. Apalagi programnya kebanyakan berita, membuat orang banyak kurang menyukai RRI.
Tapi, tunggu dulu, apa iya begitu ? Ini dia yang membuat RRI begitu teristimewa.
1. RRI, Radio-nya Perjuangan
Sejarah RRI yang tidak bisa dilepaskan dari perannya sebagai radio perjuangan, dan pergerakan gelora untuk mengobarkan semangat kebangsaan.
Kalian pernah liat film dokumenter perjuangan kemerdekaan Indonesia di awal tahun 40 hingga 45. Karena di film tersebut biasanya ada adegan dimana pelakonnya bakalan serius denger siaran radio. Entah ketika ada berita pendudukan Jepang di Hindia Belanda atau adegan rakyat Indonesia sedang berkerumun dengerin sebuah radio kecil sedang mengkumandangkan suara Bung Karno membacakan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah selesai dibaca, maka warga pun berteriak “MERDEKA !” sambil mengepalkan tangannya ke udara. Nah, sudah terbayang bukan adegan tersebut ?
Memang demikianlah seperti penuturan para veteran pejuang ketika mereka masih muda. Radio adalah sarana sumber informasi paling cepat yang bisa diserap rakyat Indonesia saat itu. ( Mungkin kalau saat itu sudah ada internet, maka kita bisa melihat Bung Karno pakai youtube dan skype kali yach ? hehehe….)
2. RRI Akurat dan Bersih
Selain Akurat, Konten Siaran RRI Hingga Detik Ini Masih Bersih dan Satu-satunya sumber berita yang nggak pernah diplintir oleh reporter mereka.
Coba deh sesekali dengerin siaran RRI. Pasti berita yang disajikan adalah fresh from oven. Kalau ada event, Udah pasti reporter RRI bakalmngewancarain sumber berita langsung sampe suara narasumber akan didenger oleh pemirsa RRI dari radio masing-masing.
Kesimpulan yang diambil dalam penutup berita pun nggak cenderung provokatif ataupun tendensius seperti media massa swasta lainnya yang cenderung memilih haluan preferensi kepada bisnis dan logika keuntungan. RRI sejatinya berusaha menyajikan berita yang berimbang dan sesuai fakta. Inilah peran yang pastinya ingin dipenuhi RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik hingga masa mendatang.
3. Gak Ada Pengganggu Macam Iklan
Jarang Ada Suara Iklan Yang Kerap Mengganggu Pendengarnya.
Jelas kalau kita lagi enak-enak nikmatin live pertandingan siaran bola di televisi misalnya, maka kita harus rela untuk melintasnya kanal iklan dari perusahaan sponsor untuk menopang acara.
Tapi kalau RRI , maka sejauh ini saat live sebuah event pertandingan misalnya kita nggak dipotong oleh iklan, kalaupun iklan yang keluar, adalah iklan sosial yang sama sekali tidak bakal mengganggu siaran RRI. Asyik bukan ?
4. Setia Menyuarakan Berita Ekonomi
Ada lagi nih yang saya ingat yaitu siaran berita ekonomi RRI setiap malam , begini: ”Harga cabe keriting di pasar….di jual Rp … per kilo, harga bawang merah kupas …., harga kol tanpa.., wortel tanpa daun , ” hahaha lucu yaaaa…
RRI masih setia menyampaikan berita harga sayur mayur dan harga kebutuhan pokok rumah tangga.
Salut buat RRI buat konten siaran yang satu ini. Akurat dan mendetail. Dari harga cabe keriting, sampai harga kentang. Harga daging ayam dan sapi , sampai harga ikan. Juga beras dan berbagai macam kebutuhan pokok rakyat, maka RRI bakalan dengan sigapnya nyampein laporannya tentang harga sayur mayur.
Inilah keuntungan yang bisa diperoleh oleh ibu-ibu, hingga bapak - bapak juga menikmati keuntungan adanya konten berita harga sayur mayur. Mengapa ? Karena ibu-ibu bisa bandingin harga cabe keriting sama kentang, yang ternyata walau cabe kecil, masih mahal harganya dibandingkan kentang. Dan ini adalah harga yang dirandom dari pasar-pasar yang berada di seluruh Indonesia. Maka seorang ibu yang setia menyimak RRI, akan bisa membuat perbandingan harga sekilo kentang yang ada di Jakarta dengan harga kentang yang ada di Kupang, misalnya.
Dan ini tidak akan kita dapatkan di siaran televisi sekalipun. Baiklah jika memang ada yang berpendapat kalau siaran televisi ada juga yang menampilkan harga sayur mayur. Tapi apakah seluruh Indonesia dijelaskan di televisi, lengkap dengan nama pasar tiap kota dan sangat mendetail jenis sayur mayurnya seperti RRI ? Kami rasa tidak. RRI masih lebih unggul dalam hal ini. Hahaha...
5. Sandiwara Radio
Yang paling gak bakal dilupain oleh semua pendengar radio di antara acara yang paling ditunggu adalah sandiwara radio.
Waktu itu ada sandiwara radio Saur Sepuh yang paling laris dan di nanti oleh para pendengar dimana pun . Brahma kumbara dan mantili lakon nya. Terus ada lagi Sandiwara Radio ”Nini Pelet” . Jauh sebelum itu ada sandiwara Radio judul nya ” Butir- butir pasir di laut” wahhh lama banget tuh episode nya. Ada juga tuh serial “Catatan Si boy”. Pokoknya banyak banget deh dan kesemua nya asyik untuk di dengar kan.
Sebenernya selain RRI, beberapa radio di Bandung juga masih ada yang menyiarkan sandiwara radio lho. Namun bukan karena nggak adanya tim kreatif, tetapi ini karena persaingan media saja. Di tengah zaman modernisasi ini nggak bisa dipungkiri jumlah pendengar radio kian menyusut.
Anda generasi pendengar sandiwara radio cerita silat dan legenda tempo dulu? Jangan sedih, di internet banyak rekaman sandiwara itu yang bisa diunduh. anda bisa bisa menikmatinya lagi sambil mengenang masa remaja.
6. Siaran Info Mudik
“ Saudara, lalu lintas jalur Pantura dari Pamanukan Kandang Haur kini macet total. Antrian kendaraan para pemudik……. “
“ Telah terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan tewasnya satu keluarga. Kecelakaan yang terjadi di dekat Lohbener Indramayu melibatkan sebuah toyota Kijang dengan Bus penumpang…”
Informasi seperti itu sering disiarkan stasiun radio maupun televisi beberapa hari menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri. Jika pada awalnya yaitu akhir tahun 1980an hanya RRI yang menyelenggarakan siaran seperti itu, radio swasta sejak sekitar sepuluh tahun lalu semakin menyemarakkan angkasa dengan siaran serupa sendiri maupun secara berjaringan. Stasiun Televisipun melakukan hal serupa.
Pertanyaannya, masihkah siaran itu diperlukan khalayak ? Diperlukan lagi atau tidak, yang jelas RRI yang pertama menyuarakannya.. Salut dehh.
7. Khas-nya Redaksional Penyiar Radio
” Masih dari 96.0FM Fm Bandung, di sini saya menemani saat santai malam anda. sambil memutar kan lagu- lagu hits mancanegara. kamu bisa request lagu melalui SMS di nomer 08XXXXXXX atau mention di @radio bla bla bla…”
Begitulah mungkin redaksional seorang penyiar radio. Dengan gayanya yang khas penyiar menyapa kita yang mungkin nggak sengaja ngedengerinnya. Jadi keingett dulu jamannya siaran radio masih jaya-jayanya. Setiap hari setiap saat selalu nemenin aktifitas kita, entah saat di perjalanan atau saat santai di rumah.
8. Siaran Pembacaan Novel
Hahaha, yang ini agak sedikit menggelitik. Pernah nemuin acara siaran yang ngebacain Novel?? Ya.. Saya pernah menemukan sebuah acara yang isi nya pembacaan novel lho.
Bayangkan, hari gini di mana era informasi sedemikian gampang akses nya, masih ada siaran radio yang menyiarkan pembacaan novel. ckckckck… salut juga sih. karena kita seperti di dongengi oleh penyiar nya.
9. Tangga Lagu Indonesia
Kalau untuk acara lagu -lagu nya, saya paling senang sama Tangga lagu Indonesia. Nunggu siapa ya yang bakal dapat peringkat. Kira-kira penyanyi idola saya masuk di urutan ke berapa ya ?. nah, kalau sudah begitu kadang suka lupa mau ngapa-ngapain. Keenakan dengerin lagu-lagu nya. sambil kadang ikutan berdendang hehehe..
Sejarah RRI yang tidak bisa dilepaskan dari perannya sebagai radio perjuangan, dan pergerakan gelora untuk mengobarkan semangat kebangsaan.
Kalian pernah liat film dokumenter perjuangan kemerdekaan Indonesia di awal tahun 40 hingga 45. Karena di film tersebut biasanya ada adegan dimana pelakonnya bakalan serius denger siaran radio. Entah ketika ada berita pendudukan Jepang di Hindia Belanda atau adegan rakyat Indonesia sedang berkerumun dengerin sebuah radio kecil sedang mengkumandangkan suara Bung Karno membacakan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah selesai dibaca, maka warga pun berteriak “MERDEKA !” sambil mengepalkan tangannya ke udara. Nah, sudah terbayang bukan adegan tersebut ?
Memang demikianlah seperti penuturan para veteran pejuang ketika mereka masih muda. Radio adalah sarana sumber informasi paling cepat yang bisa diserap rakyat Indonesia saat itu. ( Mungkin kalau saat itu sudah ada internet, maka kita bisa melihat Bung Karno pakai youtube dan skype kali yach ? hehehe….)
2. RRI Akurat dan Bersih
Selain Akurat, Konten Siaran RRI Hingga Detik Ini Masih Bersih dan Satu-satunya sumber berita yang nggak pernah diplintir oleh reporter mereka.
Coba deh sesekali dengerin siaran RRI. Pasti berita yang disajikan adalah fresh from oven. Kalau ada event, Udah pasti reporter RRI bakalmngewancarain sumber berita langsung sampe suara narasumber akan didenger oleh pemirsa RRI dari radio masing-masing.
Kesimpulan yang diambil dalam penutup berita pun nggak cenderung provokatif ataupun tendensius seperti media massa swasta lainnya yang cenderung memilih haluan preferensi kepada bisnis dan logika keuntungan. RRI sejatinya berusaha menyajikan berita yang berimbang dan sesuai fakta. Inilah peran yang pastinya ingin dipenuhi RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik hingga masa mendatang.
3. Gak Ada Pengganggu Macam Iklan
Jarang Ada Suara Iklan Yang Kerap Mengganggu Pendengarnya.
Jelas kalau kita lagi enak-enak nikmatin live pertandingan siaran bola di televisi misalnya, maka kita harus rela untuk melintasnya kanal iklan dari perusahaan sponsor untuk menopang acara.
Tapi kalau RRI , maka sejauh ini saat live sebuah event pertandingan misalnya kita nggak dipotong oleh iklan, kalaupun iklan yang keluar, adalah iklan sosial yang sama sekali tidak bakal mengganggu siaran RRI. Asyik bukan ?
4. Setia Menyuarakan Berita Ekonomi
Ada lagi nih yang saya ingat yaitu siaran berita ekonomi RRI setiap malam , begini: ”Harga cabe keriting di pasar….di jual Rp … per kilo, harga bawang merah kupas …., harga kol tanpa.., wortel tanpa daun , ” hahaha lucu yaaaa…
RRI masih setia menyampaikan berita harga sayur mayur dan harga kebutuhan pokok rumah tangga.
Salut buat RRI buat konten siaran yang satu ini. Akurat dan mendetail. Dari harga cabe keriting, sampai harga kentang. Harga daging ayam dan sapi , sampai harga ikan. Juga beras dan berbagai macam kebutuhan pokok rakyat, maka RRI bakalan dengan sigapnya nyampein laporannya tentang harga sayur mayur.
Inilah keuntungan yang bisa diperoleh oleh ibu-ibu, hingga bapak - bapak juga menikmati keuntungan adanya konten berita harga sayur mayur. Mengapa ? Karena ibu-ibu bisa bandingin harga cabe keriting sama kentang, yang ternyata walau cabe kecil, masih mahal harganya dibandingkan kentang. Dan ini adalah harga yang dirandom dari pasar-pasar yang berada di seluruh Indonesia. Maka seorang ibu yang setia menyimak RRI, akan bisa membuat perbandingan harga sekilo kentang yang ada di Jakarta dengan harga kentang yang ada di Kupang, misalnya.
Dan ini tidak akan kita dapatkan di siaran televisi sekalipun. Baiklah jika memang ada yang berpendapat kalau siaran televisi ada juga yang menampilkan harga sayur mayur. Tapi apakah seluruh Indonesia dijelaskan di televisi, lengkap dengan nama pasar tiap kota dan sangat mendetail jenis sayur mayurnya seperti RRI ? Kami rasa tidak. RRI masih lebih unggul dalam hal ini. Hahaha...
5. Sandiwara Radio
Yang paling gak bakal dilupain oleh semua pendengar radio di antara acara yang paling ditunggu adalah sandiwara radio.
Waktu itu ada sandiwara radio Saur Sepuh yang paling laris dan di nanti oleh para pendengar dimana pun . Brahma kumbara dan mantili lakon nya. Terus ada lagi Sandiwara Radio ”Nini Pelet” . Jauh sebelum itu ada sandiwara Radio judul nya ” Butir- butir pasir di laut” wahhh lama banget tuh episode nya. Ada juga tuh serial “Catatan Si boy”. Pokoknya banyak banget deh dan kesemua nya asyik untuk di dengar kan.
Sebenernya selain RRI, beberapa radio di Bandung juga masih ada yang menyiarkan sandiwara radio lho. Namun bukan karena nggak adanya tim kreatif, tetapi ini karena persaingan media saja. Di tengah zaman modernisasi ini nggak bisa dipungkiri jumlah pendengar radio kian menyusut.
Anda generasi pendengar sandiwara radio cerita silat dan legenda tempo dulu? Jangan sedih, di internet banyak rekaman sandiwara itu yang bisa diunduh. anda bisa bisa menikmatinya lagi sambil mengenang masa remaja.
6. Siaran Info Mudik
“ Saudara, lalu lintas jalur Pantura dari Pamanukan Kandang Haur kini macet total. Antrian kendaraan para pemudik……. “
“ Telah terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan tewasnya satu keluarga. Kecelakaan yang terjadi di dekat Lohbener Indramayu melibatkan sebuah toyota Kijang dengan Bus penumpang…”
Informasi seperti itu sering disiarkan stasiun radio maupun televisi beberapa hari menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri. Jika pada awalnya yaitu akhir tahun 1980an hanya RRI yang menyelenggarakan siaran seperti itu, radio swasta sejak sekitar sepuluh tahun lalu semakin menyemarakkan angkasa dengan siaran serupa sendiri maupun secara berjaringan. Stasiun Televisipun melakukan hal serupa.
Pertanyaannya, masihkah siaran itu diperlukan khalayak ? Diperlukan lagi atau tidak, yang jelas RRI yang pertama menyuarakannya.. Salut dehh.
7. Khas-nya Redaksional Penyiar Radio
” Masih dari 96.0FM Fm Bandung, di sini saya menemani saat santai malam anda. sambil memutar kan lagu- lagu hits mancanegara. kamu bisa request lagu melalui SMS di nomer 08XXXXXXX atau mention di @radio bla bla bla…”
Begitulah mungkin redaksional seorang penyiar radio. Dengan gayanya yang khas penyiar menyapa kita yang mungkin nggak sengaja ngedengerinnya. Jadi keingett dulu jamannya siaran radio masih jaya-jayanya. Setiap hari setiap saat selalu nemenin aktifitas kita, entah saat di perjalanan atau saat santai di rumah.
8. Siaran Pembacaan Novel
Hahaha, yang ini agak sedikit menggelitik. Pernah nemuin acara siaran yang ngebacain Novel?? Ya.. Saya pernah menemukan sebuah acara yang isi nya pembacaan novel lho.
Bayangkan, hari gini di mana era informasi sedemikian gampang akses nya, masih ada siaran radio yang menyiarkan pembacaan novel. ckckckck… salut juga sih. karena kita seperti di dongengi oleh penyiar nya.
9. Tangga Lagu Indonesia
Kalau untuk acara lagu -lagu nya, saya paling senang sama Tangga lagu Indonesia. Nunggu siapa ya yang bakal dapat peringkat. Kira-kira penyanyi idola saya masuk di urutan ke berapa ya ?. nah, kalau sudah begitu kadang suka lupa mau ngapa-ngapain. Keenakan dengerin lagu-lagu nya. sambil kadang ikutan berdendang hehehe..
Inilah keistimewaan yang sederhana yang menurut saya sungguh membuat rakyat Indonesia masih saja kepincut dan terlanjur cinta kepada RRI. Disukai atau tidak, sebagai insan berbudaya maka rakyat Indonesia tidak akan pernah bisa melupakan sejarah dan jasa perjuangan pendahulunya yang juga berjuang melalui udara.
Sekali Di Udara Tetap Di Udara, Selamat Hari Radio Republik Indonesia Ke-69
Sekali Di Udara Tetap Di Udara, Selamat Hari Radio Republik Indonesia Ke-69
sumber: kaskus.co.id
.