Ads

Sabtu, 24 Mei 2014

Bedanya Fotografer Asli sama Fotografer Alay


Nah, Seiring dengan perkembangan zaman, Teknologi dan Trend di masyarakat. Fotografer sering menjadi korban "Salah Gaul". Fotografer jatuh pamornya akibat anak ALAY atau ABABIL ber-DSLR.
Akibat itu, setiap orang yang punya kamera DSLR pun di Labeling Fotografer

Nah yang mau saya bahas disini, Gimana supaya anda tau bedanya Fotografer ASLI sama Fotografer ALAY/KW.

1. Fotografer ASLI Santai. Fotografer ALAY Ribet.

FA : Pas potret itu bawaannya santai, kalem dan tenang. Jarinya yang sibuk atur tombol kamera, cari komposisi foto yang pas biar hasil fotonya memuaskan

FK : Ada object foto, posisi badan pas foto ribet. Mau badai angin-petir-kemarau-musim haji MODE-AUTO HARGA MATI. Ambil foto
Badan naik-turun, Maju-mundur, Serong kanan, serong kiri, pada akhirnya goyang poco-poco.

2. Fotografer ASLI berpakaian biasa. Fotografer ALAY berpakaian Seharusnya-Yang-Mana a.k.a RIBET.
FA : Bajunya sebagaimana mestinya manusia. Meskipun selera pribadi masing-masing, Tapi ga pernah menunjukan "Aku-Fotografer-Lho"

FK : Baju yang Seharusnya-Gimana. Ribet, sok "PROFESSIONALS" dan "PERFECTIONS".
Orang lain harus tau kalau dia Fotografer. NORAK

3. Fotografer ASLI jarang Narsis sama Kamera. Fotografer KW/ALAY sering... Ah sudahlah
FA : Jarang atau tidak pernah Narsis sama kameranya sendiri dikaca, di spion atau di rumah teman. Kalaupun ada, itupun hasil foto teman. ucapan terimakasih yg tulus sebagai imbalannya bro 

FK : Setiap moment dia "HUNTING" terselip foto dia narsis, sama teman-teman. foto selfie, narsis di kaca, di cermin Mall. Lalu foto incarannya ? Ahsudahlah.. mungkin hanya beberapa.

4. Fotografer ASLI menghargai waktu dan moment.
FA : menghargai waktu dan moment di tiap detiknya. Contohnya kayak di bromo. Berangkat dini hari, demi dapet foto sunrise yang ciamik. Tiap detiknya di rasa gan. Good moment!

FK : Tidak jelas kemana dia pergi, untuk apa, dan bagaimana skenarionya. Yang penting Click. Bagus. Share ke sosmed dengan caption "Mohon Bimbingannya kakak" atau "Hasil hunting hari ini".
Pas di cek semua foto tetep MODE-AUTO harga mati.

5. Fotografer ASLI menempuh pendidikan, tugas dan pengalaman. Fotografer ALAY ngemis orangtua, dan jadilah ia professional.
FA : Tentu aja belajar, Kuliah, bikin tugas yg awalnya impossible. Melalui proses panjang. Kritikan pedas dari dosen. Dan jadilah.

FK : Nungguin bapak-emak beliin kamera DSLR. Kadang ampe kabur-kaburan dari rumah (macem sinetron kah?). Setelah kasihan, meskipun bapak-emaknya ga makan 3 bulan demi keinginan konyol sang anak untuk bergaya di mata teman-temannya. Berbekal ilmu singkat dari pegawai toko kamera ttg pengoperasian kamera tsb, jadilah ia sang fotografer.

6. Fotografer ASLI Profesi. Fotografer KW Sensasi
FA : selalu menghargai karyanya. Karena itu sebuah profesi, cari nafkah buat anak istri.

FK : berharap karyanya di hargai orang lain. Karena itu sebuah kebanggaan, cari perhatian buat puas diri.

Penutup
Fotografer ga pernah umbar diri atau tinggi hati kalau dia seorang Fotografer.karena mereka punya kode etik, tidak asal sembarang jepret.

Jika kamu dibelikan Kamera yang bagus, gunakanlah sebaiknya. Jangan sampai mubadzir. Ada kamera bagus jangan buat selfie aja. dan tentunya JANGAN SOMBONG

Kamera bukan Style, bukan Aksesoris, tapi Passion, Hobby dan alat pencari nafkah.. hehe



sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/537df64131e2e6336c8b457c/?ref=homelanding&med=hot_thread

.

Ads