Ads

Minggu, 01 Desember 2013

Fakta dibalik Simbol NAZI (Update)



Setiap melihat simbol ini kita langsung teringat akan sepasukan Nazi dan Hitler sebagai pemimpinnya yang dengan begitu kejam membantai puluhan juta orang Yahudi, Gypsy, dan ras lainnya yang dianggap ras yang lebih rendah. Dan kemudian, secara reflek, simbol malang itu identik dengan kekejaman.




Simbol tersebut, yang dikenal dengan Swastika atau Svasti adalah simbol suci dalam tradisi Hindu. Simbol yang melambangkan kesucian ini tidak hanya ada di dalam tradisi Hindu saja, Budha contohnya, di temukan beberapa patung suci Budha yang mengenakan kalung dengan anak kalungnya berupa simbol tersebut.



Swastika pernah (dan masih) mewakili hal-hal yang bersifat luhur dan sakral, terutama bagi pemeluk Hindu, Jaina, Buddha, pemeluk kepercayaan Gallic-Roman (yang altar utamanya berhiaskan petir, swastika dan roda), pemeluk kepercayaan Celtic kuna (swastika melambangkan Dewi Api Brigit), pemeluk kepercayaan Slavia kuno (swastika melambangkan Dewa Matahari Svarog) maupun bagi orang-orang Indian suku Hopi serta Navajo (yang menggunakan simbol itu dalam ritual penyembuhan). Jubah Athena serta tubuh Apollo, dewa dan dewi Yunani, juga kerap dihiasi dengan simbol tersebut.

Jadi sebenarnya simbol tersebut adalah lambang ke agungan dan kesucian. Kesucian yang harus terus berada di jalan yang lurus, adil dan seimbang tanpa memihak siapapun juga kecuali keadialan dan kebenaran itu sendiri. Ketika kesucian dan kebenaran sudah tidak lurus lagi, maka tak jarang kesucian dan kebenaran hanyalah sebagai tameng untuk menutupi kekejaman yang luar biasa. Mungkin hal tersebutlah yang mengakibatkan lazi memiliki lambang tersebut tapi miring kekiri sekitar 45 derajat.




Tahukah anda, bahwa Swastika merupakan salah satu simbol tertua di dunia yang berasal dari masa 4.000 tahun sebelum masehi.





Simbol yang paling terkenal dari masa Reich Ketiga Hitler adalah Swastika. Simbol ini tertera pada bendera merah dengan tanda swastika dalam lingkaran putih. Ketiga warna dalam Swastika, yaitu merah, putih, dan hitam diambil dari warna dasar bendera Jerman, yang pertama kali dipakai sebagai lambang dari Kekaisaran Jerman pada tahun 1897.

Sekalipun sering diasosiasikan dengan rezim Nazi, namun simbol Swastika sendiri telah eksis jauh sebelumnya di dunia. Swastika berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu svastika yang artinya “kondusif untuk kebaikan/kesejahteraan”. Lambang seperti ini telah ditemukan pada keramik yang berasal dari empat abad Sebelum Masehi di Persia/Iran, dan kemudian di Troy Yunani, Tibet, dan Jepang. Orang Indian Amerika Utara seperti Suku Navajo juga mengenal lambang ini, yang dapat dtemukan pada pola kerajinan manik-manik mereka. Orang Hindu di India banyak menggunakan simbol ini untuk menandai pintu, kitab, persembahan, dan sebagainya.

Mereka membedakan antara Swastika yang berputar searah dengan jarum jam dengan yang berarah sebaliknya. Swastika yang putarannya searah dengan jarum jam, dianggap sebagai lambang gerakan Matahari, yang di belahan Bumi bagian utara tampak bergerak dari arah timur ke selatan kemudian ke barat. Sedangkan yang sebaliknya lebih untuk melambangkan malam hari, Betari Kali yang menakutkan, serta untuk praktek magic atau sihir.

Pada Swastika Jerman Nazi, arah geraknya seperti pada jarum jam dan simbol sering disebut juga hakenkreuz, salib yang berkait. Adalah seorang penyair dan ideolog nasionalistik Jerman bernama Guido von List yang pada tahun 1910 menyarankan pemakaian Swastika untuk organisasi atau gerakan antiYahudi. Ketika Adolf Hitler membentuk Partai Sosialis Nasional (Nazi) tahun 1919-20, simbol rasial Jerman ini pun diadopsinya, dan setelah Nazi berkuasa simbol yang sama diresmikan sebagai bendera nasional Jerman pada 15 September 1935.

Sekalipun berasal dari bahasa Sansekerta, namun Nazi mau menggunakannya karena bahasa tersebut menurut teori yang mereka anut adalah termasuk dalam kelompok bahasabahasa Indo Eropa, bahkan merupakan yang tertua. Kelompok bahasa ini menurut ahli bahasa dari Jerman abad ke-19, Friedrich Max Muller “memiliki sifat kearyaan”, sehingga Hitler dan Nazi yang mengkultuskan “kearyaan” bangsa Jerman punya alasan kuat untuk mengadopsinya.

Sejak itu pula gambar Swastika terpampang di pesawat terbang, kapal perang, dan kendaraan tempur Nazi yang melindas benua Eropa hingga Afrika Utara, serta berkibar di semua wilayah yang diduduki hingga saat takluknya pada Mei 1945.(rb)


sumber : http://sejarahperang.wordpress.com/2011/09/02/swastika/
.

Ads