Ads

Sabtu, 27 Agustus 2011

Negara Islam Indonesia (kenapa tidak)??


Asslamu’alaikum,
Mungkin karena ketidak mampuan membaca ilmu sejarah, sehingga acapkali mengulang-ngulang dalam membaca sebuah buku karya Sarjana Mesir yang sangat populer yaitu  “Sejarah Hidup Muhammad”,  Dr. Muhammad Husain Haekal dan berikut ini saya kutip dari buku beliau.

Pertama:

Tawaran sebuah kedudukan dan kekayaan dari para elit Quraisy yang diusulkan kepada Nabi Muhammad s.a.w dan diajukan sendiri oleh ‘Utbah bin Rabi’ah:
“Kalau kau mau uang, kami akan kumpulkan kekayaan supaya kau menjadi yang paling kaya di antara kami. Kalau menghendaki kekuasaan, kami akan angkat kau sebagai ketua suku, sehingga tak akan ada yang diputuskan tanpa ikut sertanya kau. Kalau mau kekuasaan, kami akan angkat kau men­jadi raja. … “
Kedua:
Tawaran gencatan senjata atau menghentikan perjuangan panji Islam, tawaran dari petinggi  Quraisy disampaikan melalui Pamannya Abu Talib mengingat lemahnya kaum muslimin saat itu dan mereka masih merupakan satu keluarga besar.
“Paman, demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allah yang akan membuktikan kemenangan itu di tanganku, atau aku binasa karenanya.”
Apakah perjuangan panji Islam hanya sampai dijaman Rasulullah ?! jawabnya tentu tidak dan ini harus kita perjuangkan dengan segenap kemampuan yang ada.

Sejarah membuktikan bahwa Rasulullah dan para empat Khalifah Islam ternama tidak pernah mendirikan suatu kerajaan Islam atau Negara Islam. Sepeninggal Nabi Muhammad s.a.w secara beruntun Negara / Wilayah Kerajaan yang penduduknya bukan beragama Islam diruntuhkan baik dibelahan Barat maupun belahan bumi Timur, namun para pejuang Islam tidak pernah merubah azas pemerintahan dan administratib sepenuhnya diberikan kepada penguasa setempat, seperti di Palestina dan wilayah Syam (Libanon, Suriah dan Yordania) para Gubenurnya masih dijabat oleh orang-orang Nashrani yang diangkat oleh Khalifah Islam saat itu, hal ini tentu sangat-sangat sesuai dengan perintah Allah lewat Al Qur’an :
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS 5:48)

Subtansinya adalah Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan umat Islam agar menyampaikan kebenaran semata yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah bukan menaklukan dan mendirikan suatu daerah dan mengubah (merusak) tatanan suatu kaum menjadi “satu” atas nama syari’at Islam. Didalam ayat yang lain ditegaskan bahwa jika Allah berkehendak maka seluruh bentuk peribadatan akan dihancurkan seketika.

Allah berfirman :
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS 22:40)

Fakta sejarah membuktikan bahwa wilayah Palestina dua kali mengalami puncak kekuasaan dibawah daulat Islam, tetapi baik Khalifah Umar bin Khatab maupun Khalifah Sahaludin al Ayyubi menyerang dan menduduki Yerusalem bukan untuk menghancurkan pemerintahan yang berkuasa tetapi membela umat Islam yang terzalimi dalam melaksanakan syari’at Islam di wilayah tersebut. Oleh karena itu selama di Indonesia dibebaskan menjalankan kewajiban beragama Islam maka akanlah sangat naif sekali jika ada sekumpulan orang yang hendak mengubah azas negara yang telah disepakati oleh pendahulu kita (baca: para pejuang bangsa Indonesia dari kaum imperalis barat)

Akhirul kata, saya kutip protret buruk suatu negara yang katanya berazas “Islam”

from : hanifa.wordpress.com


Ads

Daftar Isi